Progres Kereta Cepat Capai 88%, Jokowi Optimistis Juni 2023 Beroperasi
Jokowi juga menekankan posisi Cina dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung adalah sebagai investor, bukan pemberi hibah. Ia mengatakan Negeri Panda adalah mitra dalam mengerjakan proyek raksasa tersebut.
Di sisi lain, Presiden Cina Xi Jinping dikabarkan akan mengunjungi proyek tersebut dalam waktu dekat. Presiden Jokowi mengatakan kegiatan Pimpinan Negeri Bambu tersebut masih dalam proses pembicaraan.
"Belum final. peluncuran nanti untuk operasionalnya kurang lebih pada Juni 2023," kata Jokowi.
Meski demikian, proyek ini mengalami pembengkakan biaya dalam pekerjaannya. Awalnya, estimasi biaya proyek kereta cepat berkisar US$6,1 miliar dengan alokasi US$4,8 miliar untuk komponen konstruksi (Engineering-Procurement-Construction/EPC) dan US$1,3 miliar non-EPC.
Kemudian, pihak Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengestimasikan terdapat pembengkakan biaya sebesar US$2,5 miliar menjadi US$8,6 miliar pada November 2020. Alasannya karena adanya kenaikan dari EPC menjadi US$6,4 miliar dan non-EPC menjadi US$2,2 miliar.
Setelah itu, KCIC menekan estimasi nilai pembengkakan biaya menjadi US$8 miliar. Artinya pembengkakan biaya dari estimasi terbaru terhadap biaya awal sebesar US$1,9 miliar. Kendati nilai pembengkakan biaya menurun, tetapi masih terdapat kenaikan dari EPC menjadi US$6 miliar dan non-EPC menjadi US$2 miliar.