Mau Bangun Pabrik Baterai di RI, Britishvolt Ternyata Terancam Kolaps
Britishvolt berencana membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia bekerja sama dengan anak usaha PT Bakrie & Brothers, yakni PT Vektr Mobiliti Indonesia. Meski demikian, startup asal Inggris tersebut ternyata terancam bangkrut di negara asalnya.
Britishvolt terancam kolaps setelah gagal mendapatkan investor untuk membangun gigafactory baterai kendaraan listrik impiannya yang membutuhkan investasi jumbo senilai £ 3,8 miliar atau sekitar Rp 70 kuadriliun (asumsi kurs Rp 18.460/pound).
The Guardian melaporkan pada Oktober 2022 bahwa startup yang baru berusia tiga tahun tersebut mulai kehabisan uang tunai untuk membiayai proyek gigafactory-nya. Britishvolt dilaporkan hanya memiliki dana tunai untuk operasional selama satu bulan ke depan.
Untuk menghindari kebangkrutan, Britishvolt mengajukan pendanaan jangka pendek £ 30 juta (Rp 553,8 miliar) kepada pemerintah Inggris, namun permintaan itu ditolak. Pemerintah Inggris sebenarnya menjanjikan pendanaan £ 100 juta (Rp 1,8 triliun) namun hanya jika konstruksi pabrik telah mencapai tahap tertentu, dan itu belum tercapai.
Pelaku industri dan pengamat otomotif mempertanyakan strategi Britishvolt yang membangun pabrik sebelum mengamankan pesanan dari produsen mobil listrik, alih-alih mengikuti pola industri yang sudah mapan yakni menemukan pelanggan terlebih dahulu baru kemudian membangun pabrik.
Pada November 2022, Britishvolt dilaporkan telah mendapatkan pendanaan jangka pendek, dan sementara waktu terhindar dari kebangkrutan. Mereka juga mengumumkan bahwa para pekerjanya telah menyetujui pemangkasan gaji untuk mengurangi biaya jangka pendek.
“Situasi ekonomi yang melemah berdampak negatif terhadap banyak investasi bisnis saat ini, tapi di Britishvolt kami terus mengejar diskusi positif dengan calon investor. Kami juga telah menerima pendekatan yang menjanjikan dari beberapa investor internasional,” tulis pernyataan Britishvolt seperti dikutip CNBC.com pada Rabu (2/11/2022).
Dengan perusahaan fokus mencari investor untuk menyelamatkan operasi dan proyek gigafactory di Inggris, rencana untuk membangun pabrik kedua di Kanada pun harus dibatalkan.
Namun pada Senin (9/1), Britishvolt menyatakan bahwa mereka tengah dalam pembicaraan dengan sebuah konsorsium terkait penjualan saham mayoritas perusahaan, namun tidak menyebutkan siapa investor potensial tersebut.
Sebelumnya Britishvolt menargetkan gigafactory-nya dapat memproduksi baterai kendaraan listrik hingga 38 gigawatt jam (GWh) per tahun. Pada Januari 2022 perusahaan menargetkan tahap pertama gigafactory akan mulai berproduksi pada kuartal IV 2023 atau awal tahun 2024.