Contohkan New York, Sandiaga Yakin Hotel Jakarta Tumbuh Meski Ada IKN

Nadya Zahira
18 Januari 2023, 15:41
Sejumlah kendaraan bermotor melintas di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Selasa (20/9/2022).
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Sejumlah kendaraan bermotor melintas di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Selasa (20/9/2022).

Industri perhotelan di DKI Jakarta diprediksi tetap tumbuh meskipun ibu kota akan pindah ke Ibu Kota negara atau IKN Nusantara. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, membandingkan perpindahan ibu kota Indonesia dengan negara besar lainnya seperti Amerika Serikat dan Australia.

Sandiaga mengatakan, para pengusaha hotel tidak perlu khawatir dengan perpindahan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara. Menurut dia, perpindahan ibu kota tersebut tidak akan berpengaruh secara substansial dan fundamental kepada investasi perhotelan dalam jangka panjang.

"Karena pusat ekonomi ini tetap di DKI,” ujar Sandiaga dalam acara Outlook Pariwisata 2023, di Artotel Hotel, Jakarta, Rabu (18/1).

Bandingkan dengan Negara Lain

Sandiaga mengatakan, Indonesia bukanlah satu-satunya negara yang melakukan perpindahan ibu kota. Sejumlah negara sudah melakukan pemindahan ibu kota. Namun demikian, pemindahan itu tidak membuat pertumbuhan ekonomi kota sebelumnya yang menjadi ibu kota menjadi surut.

“Misalnya New York ini tetap tinggi pertumbuhan ekonominya meski ibukotanya di Washington DC. Begitu juga  Sydney atau Melbourne  yang ibukotanya di Canberra tapi tetap okupansi hotel tinggi dan aktivitas ekonomi tetap meningkat,” ujar Sandiaga. 

Belajar dari negara besar tersebut, Sandiaga optimistis investasi bisnis hotel dan pariwisata secara keseluruhan di Jakarta akan lebih baik. Dia berharap, pemindahan ibu kota tersebut tidak membuat pelaku bisnis perhotelan khawatir.

Sementara itu, Direktur Utama SDM PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney Herdy Harman mengatakan bahwa okupnasi hotel diharapkan bisa meningkat di atas 60% secara nasional. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan saat pandemi yang berada di bawah 50%.

 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terdapat 29.742 usaha akomodasi di Indonesia pada 2022. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.763 usaha atau 12,65% di antaranya merupakan hotel bintang dengan total jumlah kamar 358.833 unit.

Hotel bintang di Indonesia didominasi oleh bintang tiga, yakni 1.443 hotel (38,35% dari total hotel bintang nasional) dengan jumlah kamar 125.620 unit.

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...