Alasan Pedagang Baju Bekas Impor Enggan Jual Produk UMKM Lokal
Omzet Anjlok
Derri mengatakan, penjualan baju bekas impor di Pasar Senen anjlok setelah ada berita mengenai thrifting dari pemerintah. Stok dari negara pengimpor seperti Malaysia, Korea, hingga Jepang menjadi sedikit. Hal ini menyebabkan harga baju bekas yang dijual di Pasar Senen naik.
Dia menuturkan, kenaikan harga tersebut dan kampanye negatif tentang baju impor bekas membuat usahanya menjadi sepi pembeli. Bahkan, omzetnya turun hingga 50%. Sebelumnya dia bisa mendapatkan keuntungan Rp 1 juta dalam sehari, namun saat ini hanya bisa mencapai Rp 500.000 sehari.
"Pendapatan kita jadi menurun karena pembeli ditakut-takuti oleh pemerintah, bahasanya ada virus lah. Padahal tidak," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan masih mengizinkan pedagang menjual barang bekasnya sampai stok habis. Selanjutnya, pemerintah akan kembali melakukan dialog untuk mencari solusi terbaik.
"Kita masih izinkan pedagang untuk berjualan hingga stoknya habis. Kalau barang dagangannya habis gimana? Nanti kita bertemu lagi untuk membahas kelanjutannya, tidak mungkin pemerintah mau rakyatnya susah," ujarnya di Pasar Senen, Kamis (30/3).
Menurut data Badan Pusat Statistik, Indonesia mengimpor baju bekas dan barang tekstil bekas sebanyak 26,22 ton pada 2022. Nilai total impornya mencapai US$ 272.146 atau sekitar Rp 4,18 miliar (kurs Rp 15.375 per Dolar AS).