Badan Pangan: Impor Beras 500.000 Ton Seharusnya Masuk Sebelum Lebaran

Tia Dwitiani Komalasari
13 April 2023, 11:20
Sejumlah warga mengantre untuk perekaman data saat pengambilan dan penyaluran bantuan pangan 2023 berupa beras cadangan pemerintah di kantor Pos cabang Suak Timah, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Jumat (7/4/2023).
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/nym.
Sejumlah warga mengantre untuk perekaman data saat pengambilan dan penyaluran bantuan pangan 2023 berupa beras cadangan pemerintah di kantor Pos cabang Suak Timah, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Jumat (7/4/2023).

Impor beras 500.000 ton ditargetkan masuk sebelum lebaran. Hal itu bertujuan agar pelaksanaan Bantuan Pangan berupa beras bisa dilakukan sesuai jadwal.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa mengatakan ketersediaan beras secara nasional cukup hingga Mei 2023. Namun lain halnya dengan cadangan beras pemerintah atau CBP yang masih minim.

Ketut mengatakan, CBP hanya mencaai 292 ribu ton per 11 April 2023. Sementara cadangan beras ID Food mencapai 200 ton.

Di sisi lain, Presiden Joko Widodo memerintahkan Bapanas untuk menugaskan Bulog melaksanakan bantuan beras 10 kg per bulan pada 21,3 juta keluarga penerima manfaat. Bantuan tersebut akan diberikan selama tiga bulan pada Maret, April, dan Mei 2023.

"Dengan demikian, beras yang diperlukan 640 ribu ton untik bantuan sosial. Di samping itu, Bulog diperintahkan Bapanas untk melakukan stabilisasi harga yang memebutuhkan pasokan rata-rata 150 ribu ton per bulan," kata Ketut dalam diskusi yang digelar secara daring, Rabu (12/4).

Jokowi Pertimbangkan Perpanjang Bantuan Pangan Beras

Ketut mengatakan, Presiden joko Widodo juga tengah mempertimbangkan untuk memperpanjang bantuan pangan beras. Namun demikian, hal ini memerlukan pembahasan lebih lanjut di Rapat koordinasi Nasional.

"Tapi tetap saja Bulog membutuhkan pasokan total 900 ribu ton hingga Juni," ujarnya.

Ketut mengatakan, berbagai upaya sudah dilakukan untuk menambah CBP namun belum mendapatkan hasil yang diharapkan. Upaya tersebut di antaranya:

1. Meminta Bulog serap gabah petani
2. Penyesuaian harga pembelian peerintah atau HPP
3. Meminta 30 penggilingan padi besar dan menengah untuk menyuplai beras ke Bulog. Namun, mereka hanya bsa menyuplai 60.000 ton beras dengan HPP Rp 9.950 per kg.

Menurut Ketut, kondisi tersebut menyebabkan pemerintah memutuskan impor beras untuk memenuhi CBP sebesar 2 juta ton. Sementara 500.000 ton di antaranya ditargetkan sudah masuk sebelum lebaran.

"Sebelum lebaran mestinya masuk impor beras 500.000 ton sehingga tugas dari Bapak Presiden untuk melakukan Bantuan Pangan beras pada masyarakat bisa terlaksana sesuai dengan jadwal yang ditetapkan," ujarnya.

Bulog Belum Realisasi Impor Beras

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso  mengatakan Bulog sudah melakukan kontrak impor beras 500.000 ton dengan empat negara Namun demikian, dia mengatakan belum merealisasikan impor beras tersebut.

Pria yang akrab disapa buwas tersebut menilai  stok Bulog masih bisa mencukupi untuk program Bantuan Pangan tahap pertama dari tiga kali penyaluran yang direncanakan berlangsung mulai Maret-Mei 2023

“Di gudang Bulog stoknya saat ini masih ada 283.000 ton. Jadi saya kira stoknya masih bisa mencukupi, karena kita juga akan serap dari hasil panen dalam negeri," ujar Buwas kepada awak media, di Jakarta Timur, Rabu (12/4).

Dia mengatakan, bahwa Bulog akan terus berupaya untuk menyerap beras dari hasil panen dalam negeri untuk stok CBP, "Dari awal panen raya hingga saat ini, kami sudah menyerap sebanyak 143.000 ton, dan akan terus kami usahakan agar bisa menyerap lebih banyak," kata dia.

Namun, angka penyerapan tersebut dinilai masih rendah dibandingkan dengan target Bulog yang harus menyerap sebanyak 70% di masa panen raya dari target penyerapan sebesar 2,4 juta ton hingga akhir tahun. 

Sebagai informasi, beras impor sebanyak 2 juta ton tersebut direncanakan berasal dari India, Pakistan, Vietnam, dan Thailand. Bulog juga tengah melakukan negosiasi dengan Myanmar untuk ekspor beras ke Indonesia.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), volume produksi beras Indonesia mencapai 31,54 juta ton pada 2022. Jumlah ini naik 0,59% dibanding produksi tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...