Industri Mamin Khawatir BBM Bioetanol Pertamina Makin Kerek Harga Gula

Tia Dwitiani Komalasari
20 Juni 2023, 17:20
Pekerja menimbang dan mengemas gula pasir kiloan di Gudang Perum Bulog Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Jumat (2/4/2021). Kementerian Perdagangan menambahkan stok gula pasir impor untuk Pemerintah Aceh sebanyak 8.000 ton untuk memenuhi kebutuhan gula pasir sel
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa.
Pekerja menimbang dan mengemas gula pasir kiloan di Gudang Perum Bulog Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Jumat (2/4/2021). Kementerian Perdagangan menambahkan stok gula pasir impor untuk Pemerintah Aceh sebanyak 8.000 ton untuk memenuhi kebutuhan gula pasir selama bulan suci Ramadan dan Lebaran sekaligus untuk menstabilkan harga gula.

Pelaku industri makanan dan minuman khawatir program Bioetanol yang akan diluncurkan Pertamina akan mengerek harga gula menjadi semakin mahal. Pemerintah harus memiliki strategi komprehensif penggunaan sumber daya tebu baik untuk pangan maupun energi, sehingga tidak saling berebut.

Ketua Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia, Adhi S Lukman, mengatakan program Bioetanol akan membuat harga gula menjadi tinggi. Hal itu terjadi pada sejumlah negara yang telah melakukan program serupa seperti Brazil.

Penggunaan gula sebagai bahan bakar minyak akan membuat permintaan tebu naik. Sementara saat ini, kebutuhan gula konsumsi di Indonesia masih kurang.

"Otomatis di Indonesia, karena ketidakpastian stok, harga gula akan semakin mahal," ujarnya kepada Katadata.co.id, Selasa (20/6).

Dia mengatakan, pemerintah harus melakukan kajian secara komprehensif untuk penggunaan sumber daya tebu, baik untuk energi maupun pangan. Adhi menilai, program Bioetanol, bertentangan dengan target pemerintah untuk melakukan swasembada gula.

"Programnya seperti berjalan sendiri-sendiri, tidak ada koordinasi. Itulah sebabnya perlu Grand Strategy untuk kepentingan nasional," ujarnya.

Produksi Bioetanol untuk BBM Tak Ganggu Sektor Pangan

Sebelumnya, Kementerian ESDM memastikan produksi bioetanol untuk bahan campuran BBM jenis Pertamax tidak akan mengganggu pasokan untuk sektor pangan seperti produksi gula dan kecap.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Dadan Kusdiana, mengatakan produksi bioetanol akan berasal dari etanol hasil olahan molasses yang merupakan produk sampingan dari produksi gula.

Saat memproduksi gula, cairan dari tebu akan diekstraksi dan dipanaskan hingga menjadi kristal. Molasses adalah cairan kental berwarna hitam dengan konsistensi seperti sirup yang tertinggal saat kristalisasi cairan tebu selesai.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...