Menperin Tak Akan Kasih Insentif Industri untuk Turunkan Emisi

Andi M. Arief
23 Agustus 2023, 14:45
industri, emisi, menperin
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang melambaikan tangan usai mengikuti rapat terbatas (ratas) terkait pupuk organik yang dipimpin Presiden Joko Widodo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/4/2023).

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai tidak perlu ada insentif bagi pelaku indsutri manufaktur untuk mengurangi emisi. Menurutnya, hal tersebut akan dilakukan secara sukarela mengingat perkembangan tren produk hijau di pasar global.

Agus mengatakan sektor industri memiliki tanggung jawab untuk mengurangi emisi. Oleh karena itu, ia menilai pengurangan emisi oleh sektor manufaktur merupakan sebuah keniscayaan.

"Karena pada gilirannya sektor manufaktur akan beradaptasi, dunia ini menuju tren produk hijau," kata Agus di Jakarta International Expo, Rabu (23/8).

Agus mengatakan industri yang tak mengurangi emisi di masa depan akan mengalami masalah. Menurutnya, pabrikan yang tidak mengurangi emisinya akan tidak bisa bersaing di pasar global, khususnya pasar Eropa dan Amerika Serikat. Apalagi Eropa dan Amerika Serikat semakin ketat dalam implementasi syarat hijau. 

Sebelumnya, Wakil Ketua Bidang Perindustrian Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bobby Gafur Umar mengakui sektor manufaktur memberikan sumbangan pada buruknya polusi udara di DKI Jakarta. Makanya Pelaku usaha berharap pemerintah bisa memberikan insentif penggunaan filter dan pemasangan panel surya di pabrik.

Bobby pernah berdiskusi dengan Kementerian Perindustrian terkait pemasangan filter di pabrik sekitar Ibu Kota. Bobby mendorong agar pemerintah memberikan insentif kepada pengusaha agar mau melakukan investasi pada pemasangan filter tersebut dan membuat pabrikan lebih ramah lingkungan.

"Cuma investasi yang seperti ini dilihat sepotong-sepotong. Alhasil, pengusaha enggak mau, lari," kata Bobby kepada Katadata.co.id, Selasa (15/8).

Polusi Uadara Jakarta Masih Buruk
Polusi Uadara Jakarta Masih Buruk (Muhammad Zaenuddin|Katadata)

Sedangkan PT Perusahaan Listrik Negara mendata sumber gas mendominasi sumber emisi di DKI Jakarta hingga 51%. Sementara itu, sumber emisi lainnya adalah minyak mencapai 51% dan batu bara sekitar 0,42%.

Dari sektornya, transportasi berkontribusi paling besar dalam menciptakan polusi udara di Ibu Kota atau mencapai 44%. Adapun, kontribusi sektor manufaktur sebesar 31%, energi untuk industri manufaktur sejumlah 10%, kebutuhan perumahan sekitar 14%, dan sektor komersial hanya 1%.

Secara konsolidasi, sektor manufaktur mnyumbang polusi di Jakarta hingga 41%. Data IQAir juga menunjukkan, polutan utama udara Jakarta adalah PM2,5 dengan konsentrasi 47 µg/m³ atau mikrogram per meter kubik pada Jumat (28/7/2023). Nilai ini 9,4 kali lebih tinggi dari panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).




Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...