Bapanas Pastikan Beras Bulog Aman Dikonsumsi, Tidak Mengandung Plastik
Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKP) Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) telah menguji sampel beras dari dua kota yang disebut mengandung plastik. Hasilnya, beras tersebut aman dikonsumsi.
Pemerintah berencana mengejar oknum penyebar hoaks terkait beras sintetis. Kabar bohong tersebut kini tersebar di dua titik, yakni Kota Bukittinggi, Sumatra Barat dan Kota Binjai, Sumatra Utara.
"Jika memang terbukti bersalah, perlu diproses secara hukum sehingga masyarakat tenang dan mendapat kejelasan mengenai masalah ini," kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) Arief Prasetyo Adi dalam keterangan resmi, Kamis (26/10).
Untuk diketahui, informasi tentang beras sintetis tersebar saat seorang warga mendapati nasi hasil penanakan beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) membal seperti bola plastik. Dugaan awal titik penyebaran hoaks tersebut adalah Kota Binjai, Sumatra Utara.
Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA Andriko Noto Susanto mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pangan Daerah, OKKP Daerah, dan Satgas Pangan dalam menguji beras di Bukittinggi dan Binjai. Pengujiannya dilakukan di laboratorium pangan terakreditasi dalam empat parameter, yakni uji fisika, uji kimia, profil plastik, dan plasticizer.
Andriko memastikan beras yang disebarkan dalam program SPHP aman untuk dikonsumsi dan tidak mengandung profil plastik. Sampel pengujiannya berasal dari Bukittinggi dan Binjai.
Kedua sampel beras tersebut hancur secara fisika, tidak meleleh, dan tidak terapung. "Secara kimia positif mengandung pati dan keduanya negatif profil plastik maupun plasticizer." ujar Andriko.
Saat ini Perum Bulog telah menggelontorkan beras operasi pasar SPHP sebanyak 800 ribu ton. Perusahaan pelat merah ini akan menggiatkan operasi pasar setiap hari hingga harga beras kembali stabil.
Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) dipastikan aman berada dalam jumlah yang aman sampai dengan panen raya tahun depan. Jumlah stok beras yang dikuasai Bulog saat ini sebanyak 1,7 juta ton.
Bulog akan memperkuat stok CBP dengan memaksimalkan penyerapan dari dalam negeri. Perusahaan juga siap menerima rencana tambahan penugasan impor sebanyak 1 juta ton.
"Kami melakukan pemantauan secara terus-menerus di tengah situasi saat ini agar tetap terkendali ” kata Suyamto kemarin.
Kenaikan harga beras di pasaran saat ini terjadi karena beberapa faktor baik eksternal maupun internal. Misalnya, fenomena cuaca panas berkepanjangan atau El Nino dan situasi dalam negeri yang memasuki musim tanam.