Bulog Akui Negosiasi Impor Beras Cina Masih Alot, Harga Belum Cocok
Perum Bulog masih melakukan negosiasi dengan eksportir beras di Cina terkait pengadaan 1,5 juta ton beras pada tahun depan. Beras tersebut ditujukan sebagai bantuan pangan sebanyak 10 kilogram pada 22 juta Keluarga Penerima Manfaat pada Januari hingga Juni 2024.
Direktur Bisnis Bulog Febby Novita mengatakan perusahaan belum mempertimbangkan pengalihan kuota impor beras tersebut ke negara lain. "Impor beras dari Cina terus tetap kami jajaki. Kami akan bernegosiasi untuk mendapatkan harga yang cocok," kata Febby kepada Katadata.co.id, Selasa (7/11).
Kondisinya saat ini, harga beras impor yang ditawarkan eksportir asal Negeri Panda masih di atas budget Bulog. Namun, Febby tidak mau merinci harga maupun budget Bulog yang dimaksud.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan akan memberikan insentif potongan bea masuk pada beras yang diimpor Bulog senilai Rp 450 per kilogram. Pelonggaran tersebut akan didanai oleh Kementerian Keuangan.
Pemberian stimulus bertujuan untuk menjaga harga beras tetap terjangkau di tengah kurs rupiah yang kian mendekati Rp 16 ribu per dolar Amerika Serikat (AS). "Karena harga beras di luar negeri juga sudah tinggi," ujar Arief.
Penyaluran insentif tersebut hanya berlaku terhadap impor beras 1,5 juta ton untuk bantuan pangan sepanjang semester pertama tahun depan. "Tidak semua impor dapat, hanya yang 1,5 juta ton saja," katanya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku mengalami kesulitan mencari pemasok beras impor. Hal tersebut merupakan imbas dari kebijakan 22 negara eksportir beras yang tidak lagi menjualnya ke luar negeri.
Di sisi lain, langkah mengimpor beras menjadi tak terhindarkan sebagai upaya untuk menutupi kekurangan pasokan pangan domestik. "Tanya ke Pak Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, sulit mencari barangnya. Semua negara ngerem ekspor beras untuk menyelamatkan rakyatnya," kata Jokowi pagi tadi.
Indonesia memasang target impor beras sebanyak 2,3 juta ton sepanjang 2023. Rinciannya, 2 juta ton kuota baru dan 300 ribu ton sisa kuota impor 2022. Dari total kuota tersebut, realisasi impor beras hingga 6 Oktober 2023 baru mencapai 1,12 juta ton.
Badan Pangan Nasional menargetkan pemenuhan seluruh kuota impor beras sejumlah 2 juta ton tahun ini akan rampung pada November 2023.
Jokowi juga akan menambah impor beras 1,5 juta ton untuk mengantisipasi kekurangan produksi nasional akibat fenomena cuaca panas dan kering alias El Nino. Namun, sejauh ini pemerintah baru mengunci komitmen pengiriman impor beras sebanyak 600 ribu ton hingga 31 Desember 2023.