Mendag Sindir Arab Saudi: Haji dari RI Tapi Ikan Pindang dari Thailand

Andi M. Arief
5 Januari 2024, 12:07
Haji
ANTARA FOTO/Makna Zaezar/foc.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri) mengecek kualitas beras yang dijual oleh pedagang sembako saat melakukan kunjungan kerja di Pasar Bulu, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (19/12/2023). Kunjungan kerja Menteri Perdagangan tersebut untuk memantau secara langsung harga dan ketersediaan berbagai bahan pokok di pasar tradisional menjelang Natal dan Tahun Baru 2024.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai promosi dagang ke Arab Saudi menjadi penting pada tahun lalu. Sebab, devisa aktivitas perdagangan oleh jamaah haji dan umrah asal Indonesia tidak kembali ke dalam negeri.

Zulkifli menjelaskan, bahwa jamaah haji dan umrah lokal di Arab Saudi tidak mengonsumsi pangan asal Indonesia, namun dari negara lain seperti Thailand dan Vietnam. Hal tersebut terjadi lantaran belum ada perjanjian dagang antara Indonesia dan Arab Saudi.

"Ikan pindang dari Thailand, sayuran dari Vietnam, makanan dari Indonesia tidak ada di Arab Saudi. Yang berangkat haji dari Indonesia 3 juta orang, tapi yang untung Vietnam dan Thailand," kata Zulkifli dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (4/1).

Maka dari itu, Zulkifli melaporkan telah memimpin misi dagang ke Negeri Minyak tersebut pada 20-23 Januari 2023. Kegiatan tersebut membuahkan kontrak langsung dengan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia senilai US$ 155,7 juta atau Rp 2,3 triliun.

Di samping itu, Zulkifli mencatat telah melakukan misi dagang ke Mesir pada 14-16 Mei 2023. Kegiatan tersebut melahirkan potensi transaksi senilai US$ 859 juta atau Rp 12,8 triliun.

Pengembangan Pasar Nontradisional

Oleh karena itu, Zulhas menargetkan pengembangan beberapa pasar nontradisional pada 2024. Lokasinya akan berada di Eropa Timur, Asia Tengah, Asia Selatan, Amerika Latin, dan Afrika.

Pengembangan pasar tersebut selaras dengan penyelesaian perundingan perdagangan dan misi dagang. Salah satu kawasan yang akan menjadi fokus pemerintah adalah Asia Tengah dan Amerika Latin.

"Kami juga akan menyelesaikan perjanjian-perjanjian dagang, seperti dengan Mesir, Arab Saudi, dan India," kata Zulhas dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (4/1).

Negara lainnya adalah Pakistan, Bangladesh, Kazakhstan, Kirgistan, Armenia, Belarusia, Meksiko, Peru, Nigeria, dan Afrika Selatan. Ia juga berencana memaksimalkan perjanjian dagang dengan Uni Emirat Arab untuk memperluas pasar ekspor di Benua Afrika.

Zulhas mencatat beberapa negara yang menjadi tujuan misi dagang pemerintah adalah Nigeria, Afrika Selatan, Rusia, Belarusia, Kazakhstan, Kirgistan, India, Bangladesh, Meksiko, dan Chili.

Sebelumnya, dalam rapat kerja dengan Komisi DPR pada 27 Desember lalu, dia menekankan bahwa diversifikasi ekspor ke negara-negara non-tradisional dibutuhkan untuk menanggulangi perlambatan ekonomi dunia yang berdampak pada pasar tradisional Indonesia.

"Kalau ekonomi melambat pasti daya beli turun, harga komoditas turun, semua variabel akan turun. Akan tetapi, kami telah mencari pasar-pasar baru," kata Zulhas.

Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...