Beras Hasil Panen Mulai Masuk Pasar Cipinang, Harga Beras Segera Turun

Andi M. Arief
4 Maret 2024, 15:38
Sejumlah pekerja mengangkut karung berisi beras di Gudang Bulog Pulo Brayan, Medan, Sumatera Utara, Rabu (28/2/2024). Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Utara menyatakan memiliki stok beras sebanyak 19.390,69 ton sehingga mencukupi untuk kebutuhan bulan
ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/foc.
Sejumlah pekerja mengangkut karung berisi beras di Gudang Bulog Pulo Brayan, Medan, Sumatera Utara, Rabu (28/2/2024). Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Utara menyatakan memiliki stok beras sebanyak 19.390,69 ton sehingga mencukupi untuk kebutuhan bulan puasa hingga lebaran.
Button AI Summarize

Perum Bulog memproyeksikan harga beras di tingkat pengecer akan turun paling lambat pada pertengahan bulan ini. Ini seiring dengan harga beras yang mulai turun di Pasar Besar Cipinang, Jakarta dan harga beras di Pasar Johar, Karawang. 

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan, penurunan harga terjadi karena panen lokal di sejumlah daerah yang sudah dimilai sejak bulan lalu. Namun, butuh waktu hingga tiga minggu untuk proses pengolahan gabah hingga menjadi beras.

"Di jalanan menuju Pasar Johar Karawang hari ini dipenuhi truk yang datang dari daerah produsen beras, seperti Demak dan Indramayu. Panen lokal sudah memuaskan dengan volume yang banyak dan harga yang turun," kata Bayu dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan, Senin (4/3).

Badan Pangan Nasional mendata, sembilan daerah produsen beras telah mengalami penurunan harga Gabah Kering Panen atau GKP. Harga GKP terendah dari sembilan daerah tersebut ditemukan di Sumatra Selatan atau Rp 6.200 per kg, sedangkan tertinggi di Ngawi senilai Rp 7.200 per kg.

Harga beras di tingkat konsumen secara umum adalah dua kali dari harga GKP lantaran rata-rata rendemen pengolahan beras nasional mencapai 50%. Dengan demikian, Bayu memperkirakan harga beras dapat mencapai Rp 12.400 sampai Rp 14.400 per kg pada pertengahan bulan ini.

Bayu menilaim harga beras akan terus turun lantaran beras impor sejumlah 400.000 ton akan masuk sebelum bulan ini berakhir. Ia mengatakan, beras impor tersebut merupakan bagian dari kuota impor tahun ini sebanyak  2 juta ton.

Bayu mengatakan, beras impor akan membuat ketersediaan beras di dalam negeri semakin rata. Ini karena, beras impor tersebut bisa langsung berlabuh ke daerah yang membutuhkan, alih-alih harus ke Jakarta atau Surabaya terlebih dahulu.

"Beras impor bisa kami kirim ke daerah-daerah yang bukan sentra produksi beras, yang penting masuk dulu ke Gudang Bulog," ujarnya.

Bayu memaparkan Bulog memiliki 26 unit gudang di penjuru negeri dengan stok Cadangan Beras Pemerintah sebanyak 1,24 juta ton. Ada sembilan daerah dengan stok CBP kurang dari 10.000 ton. Daerah dengan stok CBP terendah ada di daerah Bengkulu atau hanya 1.048 ton. Capaian tersebut diikuti oleh Kalimantan Tengah sejumlah 5.149 ton dan Nusa Tenggara Barat sejumlah 5.539 ton.

Sementara itu, ada dua daerah dengan stok CBP terbanyak, yakni Jawa Timur yang mencapai 363.523 ton dan Banten dan DKI Jakarta sejumlah 207.452 ton. Secara umum, mayoritas daerah di stok CBP di Pulau Jawa lebih dari 100.000 ton.

Bayu menjelaskan besarnya stok CBP di DKI Jakarta dan Jawa Timur disebabkan oleh pelabuhan yang dapat menampung beras impor dengan volume tinggi. Pelabuhan yang dimaksud adalah Tanjung Priok di Jakarta Tanjung perak di Surabaya.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...