Jokowi Tugaskan Bahlil Bangun Kebun Tebu dan Pabrik di Merauke
Keempat, pemberdayaan masyarakat lokal di sekitar lokasi perkebunan tebu yang terintegrasi dengan industri bioetanol. Oleh karena itu, Bahlil akan mengkoordinasikan kementerian dan lembaga dalam menyediakan sarana dan prasarana penunjang dan izin usaha perkebunan tebu dan pabrik bioetanol di Merauke.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Dadan Kusdiana, sebelumnya mengatakan, produksi bioetanol akan berasal dari etanol hasil olahan molasses yang merupakan produk sampingan dari produksi gula.
Saat memproduksi gula, cairan dari tebu akan diekstraksi dan dipanaskan hingga menjadi kristal. Molasses adalah cairan kental berwarna hitam dengan konsistensi seperti sirup yang tertinggal saat kristalisasi cairan tebu selesai.
Dadan Kusdiana mengatakan bahwa saat ini terdapat sebelas badan usaha bahan bakar nabati atau BU BBN penghasil etanol yang tergabung dalam Asosiasi Penyalur Spiritus dan Etanol Indonesia (Apsendo).
Gabungan sebelas BU BBN itu sanggup memproduksi etanol hingga potensi kapasitas 337.500 kiloliter (KL). Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari selisih kemampuan produksi bioetanol domestik untuk bahan bakar kendaraan atau fuel grade dari tiga produsen berkapasitas 40.000 KL.
Produksi tersebut berasal dari dua pabrik di wilayah Jawa Timur, yakni 30.000 KL dari PT Energi Agro Nusantara (Enero) di Kabupaten Mojokerto dan 10.000 KL dari PT Molindo Raya Industrial di Kabupaten Malang.