Bapanas Proyeksi Harga Beras Kembali Naik per Agustus 2024
Badan Pangan Nasional (Bapanas) memproyeksikan harga beras akan naik pada kuartal ketiga tahun ini. Neraca produksi beras nasional akan kembali defisit mulai Agustus-September 2024.
Kondisi defisit telah terjai sejak bulan ini sebanyak 570 ribu ton dan berlanjut pada Juli 2024 sekitar 430 ribu ton. Surplus neraca produk pada Januari hingga Juli 2024 akan anjlok menjadi 650 ribu ton dari 3,29 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.
"Pada semester kedua tahun ini produksi pasti di bawah konsumsi, sehingga akan ada perebutan gabah oleh penggilingan padi dan memicu harga beras naik akhir tahun ini," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR, Jakarta, Senin (10/6).
Perebutan harga gabah di tingkat petani akan mendorong kenaikan harga gabah. Ia memperkirakan kenaikan harga akan terjadi sepecepatnya pada Agustus 2024.
Berdasarkan data Bapanas, rata-rata nasional harga beras premium naik 14,07% sepanjang tahun lalu menjadi Rp 14.990 per kilogram pada Desember 2023. Lalu, rata-rata nasional harga beras medium naik 14,19% menjadi Rp 13.190 per kilogram.
Pertumbuhan rata-rata nasional harga beras premium dan medium berlanjut dan memuncak pada Maret 2024 senilai Rp 16.140 per kg untuk beras premium dan Rp 14.270 per kg untuk beras medium.
Angkanya kemudian turun sejak April hingga sat ini, yakni Rp 15.450 per kg untuk beras premium dan Rp 13.390 per kg untuk beras medium. Pemicunya, harga gabah kering panen (GKP) susut dari Rp 7.080 per kg pada Februari 2024 menjadi Rp 5.820 per kg pada Mei 2024.
Arief mengatakan telah melonggarkan aturan harga pembelian pemerintah GKP dari Rp 5.000 per kg menjadi Rp 6.000 per kg sejak Mei 2024. Relaksasi tersebut pun menjadi keputusan tetap pada bulan ini melalui Peraturan Bapanas Nomor 4 Tahun 2024.
Harga GKP di tingkat petani terpantau naik Rp 100 per kg selama 10 hari terakhir menjadi Rp 6.030 per kg. Arief berpendapat tren peningkatan tersebut akan terus berlanjut lantaran produksi beras tahun ini diproyeksikan susut 43,85% secara bulanan menjadi hanya 2,01 juta ton.
"Ada kemungkinan harga beras kembali naik saat pasokan gabah minim," ujarnya.