Pemerintah Beri Sinyal Program Bansos Beras akan Berlanjut di 2025

Andi M. Arief
10 Juni 2024, 16:15
bansos
ANTARA FOTO/Novrian Arbi/YU
Warga penerima manfaat mengambil beras saat penyaluran bantuan sosial (Bansos) pangan cadangan beras pemerintah di Kantor Pos Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/2/2024). Pemerintah menyalurkan sebanyak 10 kg beras kepada keluarga penerima manfaat di Kota Bandung untuk mengurangi beban pangan bagi masyarakat jelang bulan Ramadhan.
Button AI Summarize

Badan Pangan Nasional (Bapanas) memberikan sinyal program bantuan sosial (bansos) beras dilanjutkan pada tahun depan. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan bantuan pangan yang berakhir pada bulan ini dilanjutkan hingga akhir Desember 2024.

Secara rinci, bantuan pangan pada paruh kedua tahun ini akan diberikan pada Agustus, Oktober, dan Desember 2024. Ketentuan bantuan berupa 10 kilogram beras untuk 22 juta Keluarga Penerima Manfaat per bulan.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan program bantuan pangan merupakan bagian dari ekosistem pangan untuk mengentaskan masalah rawan pangan dan gizi buruk di hilir dan penyerapan BUMN bidang pangan di bagian hulu.

"Jadi, dua kebutuhan ini mau kami sambungkan. Apakah program bantuan pangan masih perlu tahun depan? Ya perlu selama 68 kabupaten/kota masih berstatus rawan pangan," kata Arief di Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/6).

Arief menekankan bahwa bantuan pangan merupakan batas seseorang masuk dalam kategori miskin dan tidak. Tercatat 66 juta masyarakat masih dalam status rentan pangan, khususnya beras.

Siapkan Dana Rp 9 Triliun

Dia menghitung dana yang disiapkan untuk melanjutkan bantuan pangan pada paruh kedua tahun ini mencapai Rp 9 triliun. Namun Arief menekankan pemberian bantuan pangan dilakukan dua bulan sekali sesuai dengan postur anggaran negara.

"Pendapatan fiskal kita tidak hanya untuk pemenuhan bantuan pangan. Kegiatan lain yang penting jangan sampai tertinggal," kata dia di Jakarta, Jumat (7/6).

Terkait cadangan beras pemerintah alias CBP di Bulog, saat ini stoknya mencapai 1,8 juta ton. Angka ini dapat memenuhi kebutuhan pangan domestik dan program perpanjangan bantuan beras. Untuk konsumsi beras dalam negeri diprediksi menyentuh 220.000 ton dalam sebulan.

Guna memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah berencana memaksimalkan kuota importasi beras sebanyak 3,6 juta ton pada tahun ini. Arief menyebut, kebijakan impor beras ditujukan untuk menjaga stok CBP di angka lebih 1 juta ton.

"Importasi dilakukan kalau produksi dalam negeri terbatas. Mau panen atau tidak panen, stok beras harus di atas 1 juta ton," kata Arief.

Sebelumnya, Jokowi menjanjikan penyaluran bansos beras dapat diperpanjang jika anggaran mencukupi. “Kalau pemerintah punya kemampuan, akan dilanjutkan lagi ke bulan berikutnya. Tapi janji saya sampai Juni dulu,” kata Jokowi pada 16 Februari lalu.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menguraikan penyaluran bantuan beras dapat menekan kenaikan harga beras di pasar saat ini sekaligus menjaga daya beli masyarakat.

Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...