Menteri PU Dody Fokus Benahi Jaringan Irigasi Demi Capai Swasembada Pangan
Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menyebut fokus pembangunan infrastruktur dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto adalah mendukung ketahanan pangan. Langkah tersebut dinilai penting untuk mencegah terjadinya masalah sosial jika perang di Eropa dan Timur Tengah pecah.
Oleh karena itu, Doddy menyatakan jenis infrastruktur yang akan menjadi fokus dalam waktu dekat adalah daerah irigasi. Sebab, pembangunan bendungan membutuhkan waktu yang lama hingga lebih dari enam tahun.
"Fokus kami adalah perbaikan jaringan irigasi primer, sekunder, dan tersier. Dengan demikian, target swasembada pangan dalam waktu 4-5 tahun bisa tercapai, bahkan dapat lebih cepat," kata Doddy di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (30/10).
Walau demikian, Doddy mengaku belum menentukan daerah yang akan menjadi fokus perhatian pemerintah terkait perbaikan maupun pengembangan jaringan irigasi. Menurutnya, penentuan wilayah merupakan tanggung jawab Kementerian Pertanian.
Target Swasembada Beras
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menargetkan status swasembada beras dapat diraih kurang dari empat tahun atau sebelum 2028. Namun, target tersebut bergantung pada perbaikan jaringan irigasi eksisting dan pembangunan jaringan irigasi tersier.
Jaringan irigasi tersier adalah jaringan yang menghubungkan jaringan irigasi primer atau sekunder dan petak-petak sawah. Adapun jaringan irigasi primer adalah saluran air dari bendungan yang melewati beberapa daerah irigasi.
"Menteri Pekerjaan Umum mengatakan siap memperbaiki semua jaringan irigasi sekunder, jaringan irigasi tersier, dan mengoptimalkan dari dari 61 bendungan ke sawah dalam dua tahun atau pada 2026. Kalau demikian, saya katakan kami siap meraih swasembada sebelum empat tahun," kata Amran di kantornya, Senin (28/10).
Amran menyampaikan, perbaikan jaringan irigasi tersebut akan dibarengi dengan pengadaan benih unggul. Adapun benih tersebut akan dipasok oleh produsen benih milik negara, yakni PT Sang Hyang Seri atau SHS.
SHS memiliki kapasitas produksi sejumlah 136.000 ton benih per tahun. Sementara kebutuhan benih padi per tahun mencapai 300.000 ton untuk melayani luas tanam sekitar 12 juta hektare.
Amran telah menyiapkan dua strategi produksi untuk mencapai swasembada pangan sebelum 2028, yakni intensifikasi dan ekstensifikasi. Adapun peningkatan kemampuan pengairan dan benih merupakan bagian dari strategi intensifikasi.
Ia menjelaskan, strategi intensifikasi akan fokus di Pulau Jawa lantaran mayoritas produksi beras ada di Jawadwipa. "Langkah intensifikasi lain adalah pompanisasi untuk memaksimalkan sawah tadah hujan dan distribusi alat mesin pertanian," katanya.