Produksi Anjlok, Peternak Minta Pemerintah Segera Jumlah Sapi Perah

Ringkasan
- Bank Mandiri berkolaborasi dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk meluncurkan kartu kredit Mandiri Tzu Chi Card dan layanan digital Tzu Chi Donasi dalam aplikasi Livin’ by Mandiri, yang bertujuan mengintegrasikan transaksi sehari-hari dengan aksi kemanusiaan, di mana setiap transaksi melalui kartu akan memberikan donasi kepada yayasan.
- Mandiri Tzu Chi Card menawarkan insentif kepada nasabah baru berupa sumbangan awal Rp300.000 kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, serta manfaat lain seperti bonus Livin’poin hingga tiga kali pada transaksi di merchant tertentu dan kebijakan bebas biaya tahunan seumur hidup.
- Bank Mandiri juga memperkenalkan layanan Tzu Chi Donasi yang tersedia di aplikasi Livin’ by Mandiri melalui fitur Sukha, memudahkan masyarakat untuk berdonasi secara digital dengan cepat dan transparan, mendukung inklusi sosial dan mengubah pandangan terhadap filantropi sebagai bagian rutinitas.

Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia mendorong pemerintah untuk menyelamatkan industri susu sapi segar lokal. Sebab, utilitas produksi ternak di dalam negeri kini anjlok sekitar 60% pascawabah penyakit mulut dan kuku.
Ketua Umum PPSKI Nanang Purus Subendro mencatat sapi perah yang selamat setelah terjangkit virus PMK hanya mampu menghasilkan 60% volume susu dibandingkan sebelum terjangkit. "Kami dari asosiasi sangat mengharapkan pemerintah untuk menyelamatkan peternak lokal," katanya kepada Katadata.co.id, Senin (10/7).
Berdasarkan catatan Databoks, sebanyak 72.359 sapi perah terjangkit PMK hingga September 2022. Angka tersebut setara dengan 12,2% dari total sapi perah nasional sejumlah 592.897 ekor pada 2022.
Walau terkesan kecil, Nanang berargumen pengurangan tersebut penting lantaran peternak lokal baru berkontribusi sekitar 16% dari kebutuhan susu sapi nasional. Untuk menambah jumlah sapi perah, ia menyarankan, pemerintah segera melakukan impor.
Selanjutnya, ada dua skema pemanfaatan sapi perah important tersebut. Pertama, pemberian dari pemerintah. Kedua, kemitraan dengan investor.
Pemerintah sebelumnya berencana untuk mengimpor 200 ribu ekor sapi perah sepanjang tahun ini. Ratusan sapi tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan susu untuk program makan bergizi gratis.
"Dari sekian sapi perah yang mau diimpor investor asing itu, kami berharap ada yang dimitrakan dengan peternak lokal," ujar Nanang.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono telah mengatakan impor sapi perah tinggal menunggu pengesahan peraturan pemerintah (PP) oleh Presiden Prabowo Subianto.
PP tersebut nantinya dapat mengatur pemerintah untuk mendatangkan sapi dari beberapa negara tambahan selain Australia dan negara lain yang sudah terdaftar. Sejauh ini, negara pemasok sapi ke Indonesia adalah Australia, Brasil, Selandia Baru dan Amerika Serikat (AS).
Kementerian Pertanian juga menjalin kerja sama dengan 60 perusahaan swasta domestik dan mancanegara untuk mendatangkan dua juta sapi impor secara bertahap hingga 2029. Dua juta sapi itu terdiri dari 1,3 juta sapi perah dan 700 ribu sapi potong.