Filipina Uji Coba Penyembuhan Pasien Corona dengan Minyak Kelapa Murni

Redaksi
Oleh Redaksi
4 April 2020, 10:14
vaksin corona, obat corona, minyak kelapa, vco, penyembuhan corona, virus corona, covid-19
ANTARA FOTO/REUTERS/cnsph
ilustrasi

(Baca: Produsen Rokok Lucky Strike dan Dunhill Ikut Kembangkan Vaksin Corona)

Sifat antivirus dalam asam laurat bekerja dalam tiga mekanisme. “Aktivitas pertama, mereka menyebabkan disintegrasi selubung virus; kedua, mereka dapat menghambat tahap pematangan akhir dalam siklus replikasi virus; dan ketiga, mereka dapat mencegah pengikatan protein virus ke membran sel inang,” tulis jurnal tersebut.

Jurnal tersebut juga mengutip penelitian terdahulu milik Baltic dkk (2017) yang mengatakan bahwa asam laurat dan monolaurin telah digunakan sebagai suplemen alami untuk menjaga kesehatan hewan ternak dan hewan peliharaan. “Monolaurin telah terbukti secara efektif melindungi ayam terhadap virus avian influenza,” tulisnya.

Fabian dan Mary menilai pemanfaatan VCO untuk penanganan pasien terjangkit virus corona begitu penting, mengingat hingga saat ini dunia belum memiliki vaksin Covid-19. “Perawatan ini terjangkau dan hampir bebas risiko, dan potensi manfaatnya sangat besar,” kata mereka.

Jurnal Prosiding Konferensi Nasional Kelapa (2004) yang ditulis oleh Steivie Karouw dan Budi Santosa dari Balai Penelitian Tanaman Palma Indonesia bahkan mengatakan bahwa asam laurat adalah kandungan yang paling banyak ditemukan di dalam minyak kelapa.

(Baca: Beda Cara AS dan Rusia Cegah Persebaran Virus Corona)

“Asam laurat (C12:0) merupakan asam lemak yang paling dominan pada minyak kelapa yaitu sebesar 48,24% kemudian diikuti asam lemak miristat (C14) sebesar 19,26%,” tulisnya.

Jurnal tersebut juga menyebut bahwa asam laurat telah terbukti dapat memberikan pengaruh positif terhadap kondisi tubuh penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV). “Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa monolaurin bersifat antivirus, antibakteri dan antijamur,” tulisnya.

Selain itu, asam laurat juga dinilai lebih cepat bereaksi terhadap tubuh, karena tergolong dalam kelompok Medium Chain Fatty Acid (MCFA) atau Asam Lemak Rantai Menengah (ALRM). “Keunggulan ALRM dalam proses pencernaan dibanding asam lemak tak jenuh yaitu lebih cepat proses metabolismenya dan diserap oleh usus,” tulisnya.

Reporter: Mario Baskoro

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...