Tiongkok Ajukan Hak Paten untuk Obat Antivirus Corona

Hari Widowati
5 Februari 2020, 17:31
Sukarelawan memakai baju pelindung menyemprot disinfektan di stasiun kereta saat negeri tersebut sedang terjadi penularan virus korona baru, di Changsha, provinsi Hunan, China, Selasa (4/2/2020).
ANTARA FOTO/REUTERS/cnsph
Sukarelawan memakai baju pelindung menyemprot disinfektan untuk mencegah penyebaran virus corona di stasiun kereta di Changsha, Provinsi Hunan, China, Selasa (4/2/2020).

Berbeda dengan remdesivir yang merupakan antivirus terbaru, chloroquine adalah obat antimalaria yang dikenal sejak 80 tahun yang lalu. Tiongkok sudah bisa memproduksi chloroquine sehingga mereka tinggal membutuhkan paten untuk menggunakan remdesivir. Belum jelas apakah otoritas yang membawahi hak kekayaan intelektual akan mengabulkan permintaan institut tersebut.

(Baca: Habiskan Rp 850 Triliun, Virus Corona Jadi Wabah Termahal di Dunia)

Menurut Bloomberg, remdesivir saat ini dalam tahap uji klinis terhadap pasien yang menderita infeksi virus corona di Tiongkok. Kepala Staf Medis Gilead, Merdad Parsey, mengatakan ada dua pasien dengan gejala infeksi virus corona yang parah dan moderat yang dirawat dengan remdesivir. Gilead mengirimkan obat itu dalam dosis yang cukup untuk merawat 500 pasien dan pasokan itu bisa ditambah jika uji klinis berhasil.

Hingga Rabu (5/2), jumlah korban yang meninggal dunia akibat virus corona di seluruh dunia mencapai 490 orang, sebagian besar kematian terjadi di Tiongkok. Penyebaran virus corona telah mencapai 25 negara dengan jumlah yang terinfeksi sebanyak 24.324 orang.

(Baca: Pemerintah Belum Putuskan Nasib WNI Infeksi Virus Corona di Singapura)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...