Veby Mega Indah, Jurnalis Indonesia yang Tertembak di Hong Kong
(Baca: Hong Kong Cabut RUU Ekstradisi, Rupiah dan Mata Uang Asia Menguat)
Perempuan yang Tertembak Mata Kanannya, Simbol Perlawanan
Pada 11 Agustus lalu, seorang perempuan mengalami luka serius pada mata kanannya karena terkena peluru karet yang ditembakkan oleh polisi Hong Kong. Perempuan yang menjadi relawan petugas kesehatan di tengah gelombang unjuk rasa di Tsim Sha Tsui tersebut terancam buta akibat luka di matanya.
Richard Scotford, seorang jurnalis yang berada beberapa meter dari perempuan yang tertembak itu, mengatakan polisi menembak ke arah sekelompok jurnalis dan relawan petugas kesehatan. "Peluru karet itu juga melintas di dekat muka saya hanya lima menit sebelum gadis itu tertembak," ujar Scotford di laman Facebooknya seperti dikutip The Guardian.
Para pedemo menjadikan perempuan muda tersebut sebagai simbol dari perjuangan mereka. Dalam aksi unjuk rasa, mereka mengenakan perban atau penutup mata di mata sebelah kanan. Beberapa poster juga terlihat menggambarkan perempuan yang terluka di mata sebelah kanan.
Kasus penembakan tersebut juga menambah ketidakpercayaan masyarakat terhadap kepolisian dan narasi-narasi yang dimuat di media-media pro-pemerintah Tiongkok. Salah satunya adalah siaran dari CCTV, media pemerintah Tiongkok, yang menyebut luka di mata perempuan tersebut disebabkan oleh bola yang dilempar para pedemo, bukan karena tembakan peluru karet polisi.
Perempuan yang masih dirahasiakan namanya itu memberikan pernyataan resmi dalam rekaman video yang diputar oleh kelompok pengunjuk rasa anti-pemerintah dalam konferensi pers 26 Agustus 2019. Mata kanannya masih tertutup perban. Ia mengenakan kacamata hitam dan masker kain. Perempuan itu meminta polisi menghentikan seluruh tindakan kekerasan terhadap para pedemo di Hong Kong.
(Baca: Hong Kong Rusuh, Alibaba Tunda Rencana IPO Senilai Rp 214 Triliun)