Kerap Bersitegang dengan Trump Soal Virus Corona, Siapa Anthony Fauci?

Sorta Tobing
14 Mei 2020, 18:45
Jonathan Ernst Presiden Amerika Serikat Donald Trump meninggalkan tempat setelah memberikan pengarahan harian kepada satuan tugas virus corona (COVID-19) ikut hadir bersama Trump, Dr. Anthony Fauci, direktur Institut Nasional untuk Penyakit Alergi d
ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst/foc/dj
Presiden Amerika Serikat Donald Trump meninggalkan tempat setelah memberikan pengarahan harian kepada satuan tugas virus corona (COVID-19) ikut hadir bersama Trump, Dokter Anthony Fauci (kanan), direktur Institut Nasional untuk Penyakit Alergi dan Menular, di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Kamis (26/3/2020).

Ia tak sungkan mengatakan pemerintah gagal mengirimkan alat tes dalam skala besar ke negara itu. “Itu gagal,” katanya di depan kongres AS. “Biarkan aku mengakuinya.”

Publik pun langsung menyimpulkan Trump lebih percaya pada perasaannya sendiri ketimbang para ahli di sekitarnya. Cara Fauci memberi pernyataan dengan tenang mendapat respon positif dari masyarakat AS. Bahkan ketika Trump menggebu-gebu menyerangnya dengan #FireFauci, ia tak pernah menunjukkan kemarahan.

(Baca: WHO Peringatkan Virus Corona Mungkin Tidak akan Pernah Hilang )

Dalam beberapa wawancara, Fauci malah terlihat santai. Ketika CNN bertanya padanya aktor siapa yang paling cocok memerankannya kalau pandemi corona dijadikan film oleh Hollywood, Fauci dengan tertawa menjawab Brad Pitt.

Pitt benar-benar mewujudkan jawaban Fauci. Dalam sebuah acara Saturday Night Live, aktor berusia 56 tahun itu tampil dengan setelan jas dan dasi khas Fauci, beserta kaca mata kotak dan rambut yang seluruhnya tertutup uban.

Bagaimana Situasi Pandemi Corona di AS?

Di tengah semakin melonjaknya angka kasus dan kematian karena Covid-19, situasi keamanan dan politik di AS justru semakin panas. Hal ini tak terlepas dari tahun politik di negara tersebut. Pada November nanti, negara adikuasa itu akan melakukan pemilihan presiden.

Tekanan untuk membuka kembali isolasi telah memecah masyarakat menjadi dua kubu. Yang ingin tetap berada di rumah berarti tak setuju dengan Trump. Sementara yang bersikap sebaliknya merupakan pendukung Presiden.

(Baca: WHO Perkirakan Vaksin Corona Tersedia Paling Cepat Akhir 2021)

Kemarin, Mahkamah Agung Wisconsin membatalkan perintah untuk tetap tinggal di rumah yang dikeluarkan oleh Gubernur Demokrat Tony Ever. Hakim menyatakan aturan itu melanggar hukum. Keputusan ini menjadi kemenangan bagi anggota legislatif di negara bagian yang dipimpin Partai Republik tersebut.

Di negara bagian lain yang dikuasai oleh partai berjulukan Grand Old Party (GOP) itu, seperti Texas dan Georgia, ruang publik dan bisnis telah diizinkan dibuka kembali.

Protes anti-lockdown terjadi di beberapa wilayah. Yang paling parah ketika para pendemo di Michigan dengan membawa senjata laras panjang masuk ke gedung DPRD. Kejadian itu berubah menjadi teror yang menakutkan bagi para pembuat undang-undang di negara bagian tersebut.

Presiden Trump alih-alih mengecam kejadian tersebut, malah melemparkan dukungan. Cuitannya “LIBERATE MICHIGAN” dianggap menjadi pemicu para pemberontak itu.

(Baca: Obama Kritik Cara Trump Tangani Pandemi Corona di AS: Lemah dan Kacau)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...