Potong Kompas Rusia hingga Uni Emirat Arab dalam Uji Vaksin Covid-19

Pingit Aria
16 September 2020, 15:38
Evgenia Novozhenina Petugas penegak hukum Rusia memakai masker pelindung berjaga di jalan, setelah pemerintah kota mengumumkan "lockdown" sebagian dan memerintahkan penduduk untuk tetap di rumah untuk mencegah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19
ANTARA FOTO/REUTERS/Evgenia Novozhenina/nz/cf
Evgenia Novozhenina Petugas penegak hukum Rusia memakai masker pelindung berjaga di jalan, setelah pemerintah kota mengumumkan "lockdown" sebagian dan memerintahkan penduduk untuk tetap di rumah untuk mencegah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di pusat Moskow, Rusia, Senin (30/3/2020).

“Kami berkomunikasi langsung dan berbagi informasi serta persyaratan untuk persetujuan internasional vaksin." kata Asisten Direktur Jenderal WHO Mariangela Simao dilansir dari Antara, Selasa (8/9).

WHO juga terus mendistribusikan berbagai bantuan untuk penanganan Covid-19 di berbagai negara, seperti tergambar dalam Databoks:

Tiongkok menyatakan siap meluncurkan vaksin anti virus corona November tahun ini. Vaksin virus Korona yang sedang dikembangkan diklaim siap untuk digunakan oleh masyarakat umum dalam dua bulan mendatang.

Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (15/9), seorang pejabat di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Tiongkok memastikan kabar baik itu. Tiongkok memiliki 4 vaksin Covid-19 dalam tahap akhir uji klinis.

Setidaknya 3 di antaranya telah ditawarkan kepada pekerja vital di bawah program penggunaan darurat yang diluncurkan sejak Juli 2020.

“Uji klinis fase 3 berjalan lancar dan vaksin dapat siap untuk masyarakat umum pada November atau Desember,” kata Kepala Ahli Biosafety CDC Guizhen Wu dalam wawancara dengan TV pemerintah pada Senin malam (14/9).

Amerika dan Inggris

Beranjak ke barat, Perusahaan farmasi Amerika Pfizer bersama dengan mitranya dari Jerman BioNTech rencana memperluas uji klinis fase ketiga dengan melibatkan 44.000 peserta dari target awal 30.000 orang. Namun, Perusahaan masih perlu mendapat persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA).

Perluasan uji klinis akan memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan lebih banyak data tentang keamanan dan kemanjuran kandidat vaksin. "Saya pikir kami harus berusaha untuk memiliki populasi yang lebih beragam," kata CEO Pfizer Albert Bourla dikutip dari CNN , Senin (14/9).

 

Bourla mengatakan kepada CBS bahwa ada "peluang yang cukup bagus" bahwa tim yang menguji kandidat vaksin akan mengetahui keberhasilannya pada akhir Oktober.

Sedangkan, Dr. Anthony Fauci, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS yang sedang mengerjakan kandidat vaksin bersama Moderna, mengatakan bahwa dia tetap optimistis secara hati-hati bahwa vaksin akan siap pada akhir tahun.

Selain itu, uji coba vaksin AstraZeneca fase ketiga yang sempat dihentikan karena ada relawan yang sakit kini dilanjutkan kembali setelah mendapat izin dari otoritas Inggris.

“Perusahaan akan terus bekerja sama dengan otoritas kesehatan di seluruh dunia dan dipandu kapan uji klinis lain dapat dilanjutkan untuk menyediakan vaksin secara luas, adil dan tanpa mengambil keuntungan selama pandemi ini,” kata AstraZeneca dikutip dari CNBC pada Sabtu (12/9).

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...