Marak Seruan Boikot, Siapa Untung dari Hubungan Dagang Prancis - RI?

Pingit Aria
31 Oktober 2020, 12:43
Pengunjuk rasa melakukan aksi boikot Presiden Prancis Emmanuel Macron di kawasan Nol Kilometer Yogyakarta, DI Yogyakarta, Jumat (30/10/2020). Aksi tersebut sebagai bentuk protes dan kecaman terhadap pernyataan yang dilontarkan oleh Presiden Prancis Emmanu
ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/wsj.
Pengunjuk rasa melakukan aksi boikot Presiden Prancis Emmanuel Macron di kawasan Nol Kilometer Yogyakarta, DI Yogyakarta, Jumat (30/10/2020). Aksi tersebut sebagai bentuk protes dan kecaman terhadap pernyataan yang dilontarkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina umat Islam.

Protes itu tak hanya disampaikan secara resmi. Di media sosial pun muncul seruan untuk boikot produk Prancis.

Lalu, bagaimana sebenarnya hubungan dagang Indonesia-Prancis selama ini?

Perdagangan Indonesia-Prancis

Setidaknya sejak 2015 Indonesia selalu mengalami defisit hingga ratusan juta dolar per tahun dalam perdagangan dengan Prancis. Tahun ini pun, hingga Agustus, Indonesia telah mengalami defisit US$ 190,37 juta.

Tabel Perdagangan Indonesia-Prancis 2015-2019 (dalam juta US$)

Data20152016201720182019
Ekspor972,96872,74975,911.006,761.013,25
Impor1.336,931.3621.585,351.655,311.424,31
Selisih-363,97-489,25-609,44-648,54-411,06

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

Dari tahun ke tahun, lebih dari 90% perdagangan kedua negara didominasi oleh produk nonmigas. Lalu, produk Prancis apa yang sebenarnya paling membebani neraca dagang Indonesia?

Apakah Anda menebak barang mewah seperti Chanel atau Louis Vuitton? Sebenarnya bukan, karena berbagai produk itu sangat mungkin didatangkan dari Prancis melalui negara penghubung atau hub seperti Singapura.

Begitu pula berbagai merek produk kecantikan seperti Loreal atau Garnier telah berinvestasi dan memiliki fasilitas produksi di Indonesia sehingga tidak lagi tercatat sebagai produk impor.

Produk Prancis yang bobotnya paling besar dalam neraca dagang Indonesia adalah pesawat dan komponennya. Seperti diketahui, Prancis adalah produsen Airbus, jenis pesawat yang paling banyak digunakan dalam penerbangan di Indonesia selain Boeing dari Amerika Serikat.

Pada 2017 lalu, Presiden Prancis Francois Hollande bahkan memberikan penghargaan Légion d'Honneur kepada pendiri Lion Air Group, Rusdi Kirana. Penghargaan tersebut diberikan lantaran Rusdi dianggap berjasa menggerakkan roda perekonomian Prancis, dengan memesan 234 unit pesawat Airbus pada Maret 2013.

Pemesanan ratusan pesawat itu yang didatangkan dalam beberapa tahun itu merupakan pembelian terbesar dalam sejarah Airbus. Saat itu, Rusdi memesan pesawat Airbus sebagai bentuk ekspansi bisnis jangka panjang Lion Air Group yang mengoperasikan sejumlah maskapai, yaitu Lion Air, Wings Air, Batik Air, Malindo Air, serta Thai Lion Air.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...