Bukan Baterai, Toyota Kembangkan Bahan Bakar HIjau Alternatif
Toyota Motor Corp akan mengembangkan bahan bakar hijau alternatif untuk kendaraan bermotor. Perusahaan, bersama empat produsen mobil asal Jepang lainnya, berencana mengeksplorasi kelayakan bahan bakar hijau, termasuk hidrogen dan biomassa.
Keempat partnernya adalah Mazda Motor Corp, Subaru Corp. Yamaha Motor, dan Kawasaki Heavy Industries. Mereka mengumumkan rencana tersebut di trek balap Okayama, tempat Toyota menguji mobil hidrogennya.
Melansir dari Reuters, Sabtu (13/11), saat ini sulit mengubah mesin pembakaran internal menjadi berbahan bakar hijau. Namun, hal tersebut tidak mustahil. Toyota akan memakai rantai pasokan yang sudah tercipta selama beberapa dekade untuk mengembangkannya.
Perusahaan sebelumnya sudah mematok target menjadi netral karbon pada 2050. Sejalan dengan itu, Toyota akan menciptakan 15 model kendaraan listrik (EV) pada 2025 dan menginvestasikan US$ 13,5 miliar dananya untuk memperluas kapasitas produksi baterai. Pada saat yang sama, produsen mobil terbesar dunia itu akan mengembangkan kendaraan bertenaga hidrogen.
Langkah ini menggarisbawahi perusahaan dengan berbagai jenis kendaraan untuk melakukan dekarbonisasi. Toyota melakukan aksi berbeda dibandingkan raksasa otomotif lainnya, seperti General Motors Co, Jaguar Land Rover, dan Volvo Car AB. Ketiganya sepakat hanya akan menjual EV dalam dua dekade dari sekarang.
Presiden Toyota Motor Corp Akio Toyoda meyakini musuh sektor otomotif sekarang adalah emisi karbon. “Bukan mesin pembakaran internal. Kami membutuhkan beragam solusi untuk menuju netralitas karbon,” katanya kemarin, dikutip dari Bloomberg.
Perusahaan meyakini teknologi pengurang emisi akan berbeda-beda untuk setiap wilayah dunia. EV adalah pilihan baik untuk Eropa karena baterai dapat diisi dengan listrik yang sebagian besar dari pembangkit energi baru terbarukan (EBT).
Negara lainnya dapat memakai hidrogen untuk mengurangi emisi karbon dari kendaraan bermotor. Pemakaian bahan bakar ini hanya akan mengubah sedikit mesin kendaraan tradisional. Dengan begitu, ratusan ribu pekerjaan pembuat suku cadang untuk mesin pembakaran akan terselamatkan.
EV, menurut Toyoda, dapat menghilangkan pekerjaan para pemasok itu. “Mereka sangat khawatir dengan masa depannya. Toyota ingin mengejar netralitas karbon melalui sejumlah pilihan,” ucapnya.
Tantangan terbesar mesin hidrogen, menurut analis Bloomberg Intelligence, Tatsuo Yoshida, adalah kepastian pasokan dan infrastruktur. Sejauh ini perkembangannya lambat. “Perjalannya masih panjang,” katanya.