Serangan Rusia ke Ukraina Bisa Mengancam Ketahanan Pangan Dunia

Image title
Oleh Maesaroh
24 Februari 2022, 19:13
Rusia, Ukraina, pangan
Visitukraine/instagram
Bendera Ukraina

Meskipun Ukraina adalah eksportir terbesar ke empat untuk bahan pangan Uni Eropa. Ukraina masih berada di bawah Inggris, Brasil, dan Amerika Serikat.

 Namun, jika dilihat secara detail. Eropa memiliki ketergantungan besar terhadap beberapa produk Ukraina.

Misalnya, 88% minyak bijih matahari Eropa didatangkan dari Ukraina. Sementara itu, Ukraina juga menyumbang 41% lobak dan 26% madu ke kawasan tersebut.

"Tantangan besar saat ini adalah bagaimana menangani guncangan dalam jangka pendek dari sektor ketahanan pangan," tutur Taras Kachka, wakil menteri ekonomi Ukraina.

Kachka  menggarisbawahi pentingnya peran jagung Ukraina untuk pasokan pakan ternak di kawasan Uni Eropa.

Kekurangan pasokan bisa mengganggu peternakan babi dan ayam di kawasan Uni Eropa. Sebagai catatan, di antara negara Uni Eropa, Spanyol merupakan importir terbesar jagung Ukraina.

"Persoalan ini bisa menjadi komplek bagi industri Uni Eropa,"tuturnya.

 Namun, tidak semua berpendapat sama. Andrey Sizov, chief executive SovEcon (perusahaan konsultan di bidang pangan dari Rusia), mengingatkan saat Rusia menginvasi Crimea pada 2014 lalu, sejumlah pihak mengkhawatirkan adanya gangguan pada rantai pasok pangan. Namun, kekhawatiran tersebut tidak terjadi.

"Memang terjadi kenaikan barang secara signifikan tetapi itu hanya sementara,"tuturnya.

Dia juga mengingatkan bahwa kekhawatiran akan terjadinya gangguan masif komoditas pangan di kawasan Eropa akibat pandemi Covid-19 juga tidak terbukti.

Sizov mengatakan berbeda dengan negara miskin negara-negara, Eropa akan dengan mudah menyelesaikan persoalan gangguan pasokan pangan mereka.

Lalu bagaimana dengan Indonesia?. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai impor Indonesia dari Rusia mencapai US$1,25 miliar pada tahun lalu. Komoditas dengan nilai impor terbesar adalah minyak mentah, gas alam, pupuk dan besi baja.

 Sementara itu, Kementerian Perdagangan mencatat, impor Indonesia dari Ukraina mencapai US$1,04 miliar pada 2021, di mana hampir seluruhnya adalah non-migas. 

Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro mengatakan Indonesia menggantungkan sekitar 30% gandum impornya dari Ukraina. 

Menurutnya, konflik Rusia dan Ukraina bisa membuat produk makanan berbahan gandum naik.
"Kemungkinan akan terhadi kenaikan harga roti, sereal dan mie instant,"tuturnya, kepada Katadata, Kamis (24/2).


Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...