Pertempuran Tak Surut Meski Ukraina dan Rusia Sudah Mulai Berunding

Agustiyanti
28 Februari 2022, 20:59
ukraina, rusia, perang ukraina rusia, ukraina rusia
ANTARA FOTO/Press Service of the Ukrainian Air Assault Forces/WSJ/cfo
Anggota Pasukan Serangan Udara Ukraina berpartisipasi dalam latihan taktis di lapangan latihan di sebuah lokasi yang tidak diketahui, dalam foto yang disiarkan Jumat (18/2/2022).

Pertempuran antara Rusia dan Ukraina masih berlanjut pada Senin (28/2) di dekat beberapa kota utama Ukraina meski delegasi kedua negara tengah duduk untuk berunding di Belarusia. 

Mengutip Reuters, kantor berita nonpemerintah Rusia, Interfax mengabarkan bahwa pasukan Rusia telah merebut dua kota kecil di tengara Ukraina dan daerah sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir. Namun demikian, mereka mengalami perlawanan yang keras dari pasukan Ukraina di tempot lain, yang digambarkan sebagai pertempuran tebesar di Europa sejar Perang Dunia Kedua.

Kantor Presiden Ukraina mengatakan, pembicaraan dimulai dengan tujuan gencatan senjata segera dan penarikan pasukan Rusia. Sementara Rusia lebih berhati-hati membahas pembicaraan tersebut. Kremlin menolak untuk menjawab tujuan mereka dari pertemuan tersebut. 

 

Tidak jelas apakah akan ada kemajuan yang dapat dicapai, apalagi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan bersenjata nuklir Rusia dalam siaga tinggi pada Minggu (28/2). 

Pembicaraan diadakan di perbatasan dengan sekutu kuat Rusia Belarusia, yang telah menjadi landasan Rusia memulai serangan.  "Presiden Belarusia telah meminta saya untuk menyambut Anda. Seperti yang telah disepakati dengan Presiden Zelenskiy dan Putin, kami akan memastikan Anda dapat merasa benar-benar aman," kata Menteri Luar Negeri Belarusia Vladimir Makei dalam pernyataan resmi yang diterjemahkan Reuters

Tanggapan yang dipimpin Barat terhadap invasi sangat tegas, dengan sanksi yang secara efektif memutus lembaga keuangan utama Moskow dari negara-negara Barat. Mata uang rubel Rusia anjlok 30% terhadap dolar pada hari Senin. Negara-negara juga meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina.

Pertempuran Terus Berlangsung

Pemerintah Ukraina mengatakan, ledakan terdengar sebelum fajar pada Senin (28/2). di ibukota Kyiv dan di kota timur laut Kharkiv. Namun demikian, menurut mereka, upaya pasukan darat Rusia untuk merebut pusat-pusat kota besar telah berhasil digagalkan, 

Staf pemerintah Ukraina mengatakan pasukan Rusia fokus di kota Chernihiv, timur laut Kyiv, dan sebagian wilayah Donetsk di timur di antara area lainnya.

Pihak berwenang Kyiv memperingatkan penduduk bahwa mereka akan melihat benteng yang baru didirikan, perangkap tank, dan instalasi pertahanan lainnya di jalan-jalan saat kota bersiap untuk pertempuran lebih lanjut.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan, pasukannya telah mengambil alih kota Berdyansk dan Enerhodar di wilayah Zaporizhzhya tenggara Ukraina serta daerah sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhya. Namun, Interfax melaporkan bahwa  Ukraina membantah jatuhnya pembangkit nuklir itu  ke tangan Rusia.

Penasihat Kementerian dalam negeri Ukraina Anton Herashchenko mengatakan, puluhan orang tewas dalam serangan roket Rusia di Kharkiv pada Senin (28/2). 

Kepala hak asasi manusia PBB Michelle Bachelet mengatakan sedikitnya 102 warga sipil di Ukraina telah tewas sejak Kamis, dengan 304 lainnya terluka. Namun, mereka khawatir angka sebenarnya jauh lebih banyak. 

Badan Pengungsi PBB mengatakan, lebih dari setengah juta orang telah melarikan diri ke negara-negara tetangga. 

Kepala Administrasi Regional Donetsk Pavlo Kyrylenko mengatakan, pertempuran terjadi di sekitar kota pelabuhan Ukraina Mariupol sepanjang malam. Namun, ia tak menjelaskan, mengatakan apakah pasukan Rusia telah memperoleh atau kehilangan wilayah, maupun korban yang tinbul. 

Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan Rusia telah menembakkan lebih dari 350 rudal ke sasaran Ukraina sejak Kamis (24/2), beberapa mengenai infrastruktur sipil.

Nato dan Sanksi untuk Rusia

Pimpinan NATO Jens Stoltenberg mengatakan pihaknya menyediakan rudal pertahanan udara dan senjata anti-tank kepada Ukraina.  Kremlin menuduh Uni Eropa berperilaku bermusuhan, mengatakan pasokan senjata ke Ukraina tidak stabil dan membuktikan bahwa Rusia benar dalam upayanya untuk mendemiliterisasi tetangganya. 

"Di seluruh Rusia, sebagian besar penduduk memiliki teman atau kerabat yang tinggal di Ukraina. Tentu saja, hati semua orang berduka atas apa yang terjadi pada kerabat ini," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Kremlin menolak berkomentar apakah ada risiko konfrontasi antara Rusia dan NATO. Rusia telah menuntut agar NATO tidak pernah mengakui Ukraina.

Selama akhir pekan, negara-negara Barat mengumumkan sanksi termasuk memblokir beberapa bank Rusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT.

Dalam langkah darurat, bank sentral Rusia menaikkan suku bunga utamanya menjadi 20% dari 9,5%. Pihak berwenang mengatakan kepada perusahaan yang berfokus pada ekspor agar siap menjual mata uang asing. 

Bank Sentral juga memerintahkan pialang untuk memblokir upaya orang asing menjual surat berharga Rusia.

Korporasi juga turut mengambil tindakan sebagai tanggapan atas sanksi tersebut. Perusahaan minyak asal Inggris BP, yang merupakan investor asing terbesar di Rusia, mengatakan akan menjual sahamnya di perusahaan minyak negara Rosneft senilai US$25 miliar.

Protes telah diadakan di seluruh dunia terhadap invasi ke Ukraina, termasuk di Rusia.  Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada Senin (28/2) menyetujui permintaan Ukraina untuk mengadakan rapat darurat membahas invasi ini setelah duta besar Kyiv mengatakan kepada forum Jenewa bahwa beberapa tindakan militer Moskow kemungkinan merupakan kejahatan perang.

Zelenskiy pada hari Senin meminta Uni Eropa untuk mengizinkan Ukraina mendapatkan keanggotaan segera.

"Tujuan kami adalah untuk bersama semua orang Eropa dan, yang paling penting, untuk menjadi setara. Saya yakin kami pantas mendapatkannya," katanya dalam video yang dibagikan di media sosial.

Gedung Putih mengatakan, Presiden AS Joe Biden akan mengadakan panggilan telepon dengan sekutu dan mitra pada Senin untuk mengoordinasikan tanggapan bersama. 

Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" yang dikatakan tidak dirancang untuk menduduki wilayah tetapi menghancurkan kemampuan militer tetangganya itu dan menangkap apa yang dianggapnya sebagai nasionalis berbahaya.

Uni Eropa menutup semua pesawat Rusia dari wilayah udaranya, seperti yang dilakukan Kanada, memaksa maskapai penerbangan Rusia Aeroflot untuk membatalkan semua penerbangan ke tujuan Eropa sampai pemberitahuan lebih lanjut. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...