AS Tambah Bantuan Militer ke Ukraina Rp 11 T, Berikan Senjata Berat

Agustiyanti
14 April 2022, 06:57
Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Joe Biden, amerika serikat, ukraina, perang rusia-ukraina
ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque/hp/cfo
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan, telah menyetujui pengiriman helikopter tambahan, dengan mengatakan peralatan yang diberikan ke Ukraina "sangat penting" saat menghadapi invasi.

John Spencer, pensiunan mayor Angkatan Darat AS dan ahli perang kota di Forum Kebijakan Madison, mengatakan senang melihat Amerika Serikat mengirimkan artileri dan peluru artileri. "Anda membutuhkan senjata yang lebih besar dan lebih kuat ini, untuk menyamai apa yang dibawa Rusia untuk mencoba merebut Ukraina timur," kata Spencer.

Ketika berita tentang bantuan keamanan terbaru keluar, para eksekutif dari pembuat senjata AS bertemu dengan pejabat Pentagon untuk membahas tantangan industri jika terjadi konflik Ukraina yang berkepanjangan.

Ini termasuk eksekutif dari BAE Systems Plc (BAES.L), General Dynamics Corp (GD.N), Lockheed Martin Corp (LMT.N), Huntington Ingalls Industries (HII.N), L3Harris Technologies (LHX.N), Boeing Co (BA.N), Raytheon Technologies Corp (RTX.N) dan Northrop Grumman Corp (NOC.N).

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Pentagon Eric Pahon mengatakan diskusi itu berfokus terutama pada percepatan produksi dan pembangunan lebih banyak kapasitas di seluruh basis industri untuk senjata dan peralatan yang dapat diekspor dengan cepat, dikerahkan dengan pelatihan minimal, dan terbukti efektif di medan perang.

Zelenskiy telah memohon kepada para pemimpin AS dan Eropa untuk menyediakan senjata dan peralatan yang lebih berat. Ribuan orang telah tewas dan jutaan mengungsi dalam invasi selama tujuh minggu terakhir. Sebagia besar mengungsi ke Polandia seperti terlihat dalam databoks di bawah ini.

Rusia tidak dapat mencapai sebagian besar tujuan militernya karena Ukraina telah melakukan perlawanan yang lebih sengit dari yang diperkirakan. Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" untuk menghancurkan kemampuan militer Ukraina dan menangkap apa yang dilihatnya sebagai nasionalis berbahaya, tetapi Ukraina dan Barat mengatakan Rusia memulai perang agresi yang tidak beralasan.

Rusia pada Rabu (13/4) mengatakan telah menguasai pelabuhan Mariupol di tenggara Ukraina dan lebih dari 1.000 marinir Ukraina telah menyerah

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...