Hindari Sensor Cina, Warga Shanghai Buat Konten Lockdown Gunakan NFT

Yuliawati
Oleh Yuliawati
4 Mei 2022, 11:33
NFT, Cina, lockdown
ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/WSJ/cf
Jalanan terlihat sepi selama masa lockdown Covid-19, di Shanghai, Cina, Sabtu (16/4/2022).

Karyanya berisi adegan yang mendramatisasi pengujian PCR, serta tuntutan penduduk akan jatah logistik dari pemerintah. "Saya memilih gaya propaganda era Mao untuk karya-karya ini karena beberapa orang mengatakan bahwa situasi lockdown membuat Shanghai mundur," kata Fong, dikutip dari Reuters.

Fong telah membuat karya menggunakan NFT sejak setahun terakhir. Dia telah berhasil menjual sembilan karyanya dengan harga rata-rata 0,1 eter atau sekitar US$ 290 dolar.

Lockdown yang terjadi di Shanghai yang berlangsung sejak Maret, menjadi penguncian terburuk di Cina sejak pandemi Covid-19 berlangsung dua tahun lalu. Karantina yang ketat dikhawatirkan menurunkan ekonomi Cina dan global karena Shanghai termasuk kawasan ekonomi dan industri yang aktif.

Ekonomi Cina diperkirakan akan terpangkas 0,4% pada kuartal pertama dan kedua tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Mengutip Bloomberg, ekonom Cina di NatWest Group Plc Liu Peiqian menilai, pembatasan yang menargetkan separuh penduduk kota tirai meninggalkan rumah demi mencegah penyebaran Covid-19 berpotensi merugikan industri jasa dan usaha kecil.

Liu yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Cina dapat mencapai 4,7% pada kuartal pertama tahun ini memperkirakan pemulihan pada sektor jasa dan konsumsi dapat berlangsung selama delapan minggu sejak pembatasan dibuka kembali.

Sebagai pusat keuangan dan perdagangan utama, Shanghai berkontribusi 3,8% terhadap PDB negara itu. Berdasarkan data Biro Statistik Nasional Cina, Shanghai juga merupakan kota terkaya kedua setelah Beijing.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...