Rusia Ancam Aksi Militer Bila Finlandia dan Swedia Gabung NATO

Yuliawati
Oleh Yuliawati
13 Mei 2022, 14:38
Rusia, NATO, Finlandia, Swedia
ANTARA FOTO/REUTERS/Lehtikuva/Jussi Nukari /aww/cf
Seorang anak membawa bendera Ukraina saat demonstrasi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Ukraina di Finlandia untuk menghormati memori anak-anak yang tewas dalam invasi Rusia ke kota Mariupol Ukraina, di Helsinki, Finlandia, Minggu (10/4/2022).

Rusia mengancam mengambil langkah "teknis militer" sebagai respons atas rencana negara tetangganya, Finlandia, yang akan bergabung dengan NATO. Selain Finlandia, Swedia juga sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan pakta pertahanan militer yang awalnya didirikan untuk melawan Uni Soviet.

Finlandia dan Swedia baru saja mendapatkan jaminan keamanan dari Inggris. Dalam perjanjian yang ditandatangani Rabu (11/5), Swedia dan Finlandia mempertimbangkan apakah akan bergabung dengan NATO setelah invasi Rusia ke Ukraina. Ketiga negara juga berjanji untuk "meningkatkan hubungan militer" jika terjadi krisis dan mendukung kedua negara jika mereka diserang.

Kremlin menanggapi pengumuman tersebut dengan mengatakan bahwa keanggotaan Finlandia di NATO “pasti” merupakan ancaman bagi Rusia. Rusia dan Finlandia ini bersebelahan dengan berbagi perbatasan sepanjang 810 mil.

“Seperti yang telah kami katakan berkali-kali sebelumnya, ekspansi NATO tidak membuat dunia lebih stabil dan aman,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, dikutip dari AFP, Jumat (13/5).

Lebih lanjut Peskov mengatakan, “[Reaksi Rusia] akan tergantung pada apa yang akan terjadi pada proses ekspansi ini, seberapa jauh dan seberapa dekat infrastruktur militer akan bergerak dengan perbatasan kita.”

Kementerian Luar Negeri Rusia menambahkan dalam sebuah pernyataan: “Finlandia bergabung dengan NATO adalah perubahan radikal dalam kebijakan luar negeri negara itu. Rusia akan dipaksa untuk mengambil langkah-langkah pembalasan, baik yang bersifat teknis-militer dan lainnya, untuk menghentikan munculnya ancaman terhadap keamanan nasionalnya.”

Perluasan keanggotaan NATO akan membuat Rusia dikelilingi oleh negara-negara NATO di Laut Baltik dan Kutub Utara. Ini merupakan sebuah kemunduran bagi Presiden Rusia Vladimir Putin. Selama ini dia berharap dapat menggulingkan kekuatan NATO di Eropa, tetapi yang terjadi sebaliknya.

Presiden Finlandia Sauli Niinisto dan Perdana Menteri Sanna Marin mengumumkan Kamis bahwa negara Nordik harus segera mendaftar untuk menjadi anggota NATO. Rencana ini masih perlu pembahasan di parlemen Finlandia yang prosesnya membutuhkan waktu beberapa bulan.

"Keanggotaan NATO akan memperkuat keamanan Finlandia. Sebagai anggota NATO, Finlandia akan memperkuat seluruh aliansi pertahanan," bunyi pernyataan Presiden dan Perdana Menteri Finlandia.

AFP menyebutkan langkah Swedia dan Finlandia ini akan mengubah lanskap keamanan Eropa. Selama ini Swedia selalu menghindari aliansi militer selama lebih dari 200 tahun. Sedangkan Finlandia mengadopsi netralitas setelah kekalahannya oleh Soviet dalam Perang Dunia II.

Opini publik di kedua negara bergeser mendukung keanggotaan NATO setelah langkah invasi Rusia. Terdapat ketakutan mereka bakal menjadi target Rusia selanjutnya.

Sejak perang di Ukraina dimulai pada 24 Februari, dukungan publik Finlandia bagi negara itu untuk bergabung dengan NATO telah melonjak dari 20-30% menjadi 76%, menurut jajak pendapat dari media YLE.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan aliansi itu akan menyambut Finlandia dan Swedia dengan tangan terbuka. Meskipun NATO memiliki "kebijakan pintu terbuka" untuk calon anggota, Ukraina hingga kini tidak dapat diterima sebagai anggota resmi. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...