Pemicu Perang Tiga Hari Palestina dan Israel di Jalur Gaza

Aryo Widhy Wicaksono
8 Agustus 2022, 12:02
Api dan asap membubung selama serangan udara Israel, di tengah pertempuran Israel-Gaza, di Kota Gaza 6 Agustus 2022.
ANTARA FOTOMohammed Salem/rwa.
Api dan asap membubung selama serangan udara Israel, di tengah pertempuran Israel-Gaza, di Kota Gaza 6 Agustus 2022.

Indonesia juga mendorong agar PBB segera mengambil langkah nyata untuk menghentikan tindakan kekerasan dan agresi tersebut, untuk menghindari semakin banyaknya korban serta memburuknya situasi di kawasan.

Efek Perang Tiga Hari

Menyitir Aljazeera, Sejak Jumat (5/8), Israel telah melancarkan serangan bom secara besar-besaran ke Gaza, meratakan bangunan, dan menyerang kamp-kamp pengungsi. Militer Israel menyatakan serangan ditargetkan kepada anggota Jihad Islam, termasuk komandan senior kelompok itu.

Menurut pejabat Palestina, hampir setengah dari 44 orang yang tewas merupakan warga sipil. Selain itu, setidaknya 350 warga sipil lainnya juga terluka.

Sebagai balasan, kelompok Jihad Islam merespons dengan menembakkan ratusan roket ke Israel, tetapi sebagian besar berhasil dicegat atau diledakkan di udara. Layanan darurat Israel menyebutkan terdapat tiga warga Israel terluka akibat pecahan peluru, sementara 31 lainnya luka ringan.

Pertempuran ini menjadi yang terburuk di Gaza sejak Perang 11 Hari yang terjadi tahun lalu. Kala itu, perang menewaskan sedikitnya 250 warga Palestina dan sekitar 13 orang di Israel.

Gencatan Senjata

Gencatan senjata ini dimediasi Mesir, dengan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Qatar.

Sekretaris Jenderal Jihad Islam, Ziad al-Nakhala, mengatakan salah satu perjanjian kunci adalah jaminan Mesir bahwa mereka akan bekerja untuk pembebasan dua pemimpin kelompok yang ditahan Israel.

“Jihad Islam menetapkan syarat-syaratnya. Pertama, menyatukan seluruh rakyat Palestina. Kedua, kami menuntut musuh membebaskan saudara kami yang melakukan mogok makan, Khalil Awawda, dan ketiga, membebaskan Sheikh Bassem al-Saadi,” kata al-Nakhala di ibu kota Iran, Teheran, seperti dikutip Aljazeera, Senin (8/8).

Mesir mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka akan berupaya membebaskan Awawda dan bekerja untuk pembebasan Al-Saadi, "sesegera mungkin".

Israel tidak memberikan komentar terhadap ini. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...