Hadiri KTT G20, Uni Eropa Akan Tekan Rusia Hentikan Invasi ke Ukraina
Michel mencatat Uni Eropa kini menjalin kerja sama dengan Cina dalam menciptakan energi baru terbarukan atau EBT di Benua Biru. Namun demikian, Michel mengatakan kerja sama tersebut tidak akan eksesif.
Menurut dia, salah satu akar krisis energi yang terjadi di Eropa adalah tingginya ketergantungan gas alam dari Rusia untuk dijadikan energi. Untuk menghindari tersebut, Michel mengatakan tidak akan terlalu bergantung kepada Cina.
International Energy Agency atau IEA dalam laporan World Energy Outlook atau WEO 2022 menyebutkan invasi Rusia ke Ukraina telah memicu krisis energi global. Pada saat yang sama, hal tersebut berpotensi mempercepat transisi energi dunia dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan.
Pada skenario WEO berdasarkan kebijakan yang berlaku saat ini, yang disebut dengan Stated Policies Scenario, total permintaan bahan bakar fosil akan terus menurun mulai pertengahan 2020 hingga akhir 2050.
“Dengan kebijakan saat ini, dunia energi berubah secara dramatis. Respons pemerintah di seluruh dunia adalah berjanji untuk menjadikan krisis ini sebagai titik balik bersejarah menuju sistem energi yang lebih bersih, lebih terjangkau, dan lebih aman,” kata Fatih Birol, Direktur Eksekutif IEA, Jumat (28/10).
Dalam Stated Policies Scenario, porsi bahan bakar fosil pada bauran energi global turun dari sekitar 80% menjadi hanya 60% pada 2050. Emisi CO2 global juga turun perlahan dari titik tertinggi 37 miliar ton per tahun menjadi 32 miliar ton pada 2050. Penurunan juga akan terjadi dalam perdagangan batubara global.