PBB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Melambat di 2024

Hari Widowati
5 Januari 2024, 13:10
Laporan PBB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global melambat dari sekitar 2,7% di tahun 2023 menjadi 2,4% di tahun 2024.
ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer
Laporan PBB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global melambat dari sekitar 2,7% di tahun 2023 menjadi 2,4% di tahun 2024.

Harga rumah yang kuat mendorong dan mempertahankan kekayaan bersih pemilik rumah, memberikan efek kekayaan yang kuat dan mendukung tingkat pengeluaran rumah tangga yang tinggi. Hal ini dapat berubah dengan cepat, terutama jika harga rumah dan aset turun dan secara efektif mengurangi kekayaan bersih rumah tangga.

Di tengah penurunan tabungan rumah tangga, suku bunga yang tinggi, dan pasar tenaga kerja yang secara bertahap melunak, belanja konsumen diperkirakan akan melemah pada tahun 2024. Di sisi lain, investasi akan tetap lesu di Amerika Serikat.

"Meskipun kemungkinan terjadinya hard landing telah menurun drastis, ekonomi AS akan menghadapi risiko penurunan yang signifikan dari memburuknya pasar tenaga kerja, perumahan, dan keuangan," kata laporan tersebut.

Di antara negara-negara maju utama, Uni Eropa akan mengalami tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi yaitu 1,2% pada 2024 dari perkiraan 0,5% pada 2023. Perekonomian Jepang akan terus melambat, dari 1,7 persen pada 2023 menjadi 1,2 persen pada 2024.

Untuk negara-negara berkembang, pertumbuhan ekonomi akan sedikit turun dari 4,1% pada 2023 menjadi 4% pada 2024. Ekonomi Cina akan melambat dari perkiraan 5,3% di 2023 menjadi 4,7% di 2024. Sementara itu, ekonomi India, yang diperkirakan tumbuh 6,3% di 2023, akan tumbuh 6,2% di 2024.

Risiko Inflasi dan Konflik Geopolitik

Inflasi global diproyeksikan menurun lebih lanjut, dari sekitar 5,7% di tahun 2023 menjadi 3,9% di tahun 2024. Namun, tekanan harga masih meningkat di banyak negara. Laporan PBB itu memperingatkan bahwa eskalasi lebih lanjut dari konflik geopolitik berisiko meningkatkan inflasi, demikian laporan tersebut memperingatkan.

Di sekitar seperempat dari semua negara berkembang, inflasi tahunan diproyeksikan akan melebihi 10% pada 2024. Sejak Januari 2021, harga konsumen di negara berkembang telah meningkat secara kumulatif sebesar 21,1%, secara signifikan mengikis keuntungan ekonomi yang diperoleh setelah pemulihan Covid-19.

Di tengah gangguan sisi pasokan, konflik, dan peristiwa cuaca ekstrem, inflasi harga pangan lokal tetap tinggi di banyak negara berkembang. Kondisi ini secara tidak proporsional akan memengaruhi rumah tangga termiskin yang berada pada posisi paling rentan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...