Bos Geng Narkoba Kabur dari Penjara, Ekuador Keadaan Darurat 60 Hari
“Kami memerangi terorisme narkotika,” kata Noboa dalam wawancara radio pada Rabu (10/1), dikutip dari The Guardian, Kamis (11/1). “Mereka menyebarkan gambar untuk menakut-nakuti masyarakat dan membuat presiden bertekuk lutut. Hal itu tidak akan terjadi.”
“Saya bersimpati dengan keluarga. Kami berada dalam keadaan perang dan kami tidak bisa menyerah,” Noboa menambahkan.
Presiden Ekuador pun mengumumkan sejumlah kebijakan pada Selasa (9/1). Ia menetapkan hampir dua lusin geng sebagai kelompok teroris dan memberi wewenang kepada militer untuk ‘menetralisir’ faksi kejahatan dalam batas-batas hukum kemanusiaan internasional.
“Mereka telah menciptakan gelombang kekerasan untuk menakut-nakuti masyarakat,” kata Kepala Komando Gabungan Angkatan Bersenjata Laksamana Jaime Vela. “Mulai saat ini, setiap kelompok teroris yang diidentifikasi menjadi sasaran militer.”
Noboa, yang terpilih pada Oktober 2023, mengumumkan keadaan darurat selama dua bulan. Pemerintah Ekuador menyampaikan, kerusuhan oleh geng narkoba merupakan reaksi terhadap rencana Noboa membangun dua penjara baru dengan keamanan tinggi bagi para pemimpin geng.
Rencana pembuatan penjara baru itu seperti strategi Presiden El Salvador Nayib Bukele, yang telah membangun penjara terbesar di Amerika untuk menampung 70 ribu anggota geng di tengah meningkatnya kekhawatiran hak asasi manusia mengenai proses hukum dan pemenjaraan orang-orang yang tidak bersalah.