Penyebab Penyakit Cacar Monyet, Gejala, dan Cara Mengobatinya
Apakah Anda pernah mendengar penyakit cacar monyet? Sesuai dengan namanya, penyakit ini berasal dari hewan yang menular ke manusia. Melansir dari Alodokter.com, disebutkan bahwa kasus cacar monyet pertama kali ditemukan di Afrika pada tahun 1970-an.
Hingga ini, penyakit ini memang belum ditemukan di Indonesia. Namun, kita perlu mewaspadai serangan penyakit ini yang bisa datang kapan saja. Maka dari itu, alangkah baiknya jika kita mengetahui beberapa informasi penting seputar penyakit ini, yang akan kami ulas pada tulisan berikut ini.
Penyebab Cacar Monyet
Cacar monyet adalah penyakit zoonosis atau penyakit yang berasal dari hewan. Beberapa hewan yang menjadi sumber penyakit ini antara lain; tikus, monyet, atau tupai yang sebelumnya telah terinfeksi penyakit ini.
Menurut keterangan di Alodokter,com, penyakit ini disebabkan oleh virus monkeypox. Pada awalnya, penularan penyakit ini terjadi dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang sudah terinfeksi virus tersebut. Kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi atau benda yang sudah terkontaminasi membuat seseorang tertular penyakit ini.
Sementara itu, pada manusia virus ini bisa menular lewat benda yang telah terkontaminasi, misalnya pakaian penderita. Meskipun demikian, penularan antar manusia masih terbilang terbatas dan memerlukan kontak yang lama.
Gejala Cacar Monyet
Penyakit ini diketahui memiliki masa inkubasi sekitar 6-13 hari. Menurut penjelasan di Hellosehat.com, gejala awal penyakit ini sama seperti penyakit cacar pada umumnya, yaitu muncul gejala mirip flu.
Sementara itu, WHO menjelaskan bahwa gejala cacar monyet ini terbagi ada dua periode infeksi yaitu periode invasi dan erupsi kulit. Berikut penjelasannya.
Gejala Cacar Monyet pada Periode Invasi
Periode invasi biasanya terjadi pada kurun waktu 0-5 setelah infeksi virus pertama. Dalam periode invasi biasanya terdapat gejala seperti:
- Demam.
- Sakit kepala.
- Pembengkakan kelenjar getah bening.
- Sakit pada punggung.
- Nyeri otot.
- Lemas atau asthenia.
Pada gejala parah, seseorang yang terinfeksi cacar monyet akan mengalami masalah kesehatan lain di masa awal infeksi. Sebuah studi menerangkan bahwa pasien yang terpapar virus lewat mulut atau saluran pernapasan akan mengalami gangguan seperti batuk, radang tenggorokan, dan hidung berair.
Sementara itu, pada pasien yang tergigit langsung oleh binatang yang terinfeksi biasanya akan mengalami gejala seperti mual dan muntah.
Gejala Cacar Monyet pada Periode Erupsi Kulit
Periode erupsi kulit biasanya terjadi pada 1-3 hari setelah demam muncul. Periode ini berlangsung selama 14-21 hari. Gejala utama pada periode ini yaitu ruam kulit. Ruam yang muncul biasanya berupa bintik merah seperti cacar air yang baru muncul. Ruam pada cacar monyet biasanya banyak muncul di tangan dan kaki.
Jumlah ruam yang muncul bervariasi, namun umumnya mencapai puluhan sampai ratusan ruam. Di kasus parah, ruam bisa masuk ke dalam kulit sehingga sebagian atas permukaan kulit rusak. Bintik merah dalam beberapa hari akan berubah menjadi vesikel atau lenting, yakni lepuhan kulit berisi cairan.
Sama seperti cacar pada umumnya, lenting tersebut akan mengering dan berubah menjadi pustula serta mengerak membentuk keropeng. Gejala ruam cacar monyet ini bisa berlangsung selama 10 hari sampai ruam mengering. Sementara itu untuk menghilangkan keropeng pada kulit memerlukan waktu hingga beberapa hari.
Cara Mengobati Cacar Monyet
Hingga saat ini, penyakit cacar monyet belum ditemukan di Indonesia. Maka dari itu, di Indonesia belum ada pengobatan khusus untuk penyakit ini.
Menurut penjelasan di Hellosehat.com, penyakit ini bisa ditangani dengan mengendalikan gejala yang muncul lewat perawatan suportif dan pengobatan antivirus. Perawatan suportif sebenarnya tidak bisa menghentikan infeksi virus, namun dipercaya bisa meningkatkan imun tubuh untuk melawan infeksi tersebut.
Selama mengalami gejala, Anda direkomendasikan untuk memperbanyak istirahat dan mencukupi cairan serta nutrisi. Tak hanya itu, Anda juga dianjurkan untuk melakukan karantina di rumah dan mengurangi kontak dengan orang lain. Hal ini bertujuan untuk mencegah penularan ke orang lain.
Untuk jenis obat sebenarnya belum ada obat khusus untuk mengatasi infeksi virus penyebab cacar monyet. Akan tetapi, obat antivirus yang digunakan untuk mengobari cacar yaitu cidofovir atau tecovirimat diketahui dapat membantu proses pemulihan.
Sementara itu, jika gejala yang muncul sudah parah, maka sangat dianjurkan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit agar bisa mendapatkan pengobatan intensif.
Itulah penjelasan seputar penyakit cacar monyet mulai dari penyebab, gejala, hingga cara pengobatannya. Informasi tersebut perlu dipahami agar kita bisa lebih waspada terhadap ancaman penyakit ini.