11 Kumpulan Puisi Sapardi Djoko Damono Penyair Terkenal Indonesia

Tifani
Oleh Tifani
1 Desember 2022, 19:14
puisi sapardi djoko damono
ANTARA FOTO/Dodo Karundeng
Penyair Sapardi Djoko Damono (tengah) didampingi moderator Joesana Tjahjani menyampaikan pendapatnya pada acara "Senja Bersama Sapardi", di Museum Nasional, Jakarta, Sabtu (20/2/2020). Acara tersebut diadakan dalam pameran seni Kolaborasi 3 Generasi bertajuk "Merajut Nusantara", oleh Sapardi Djoko Damono (penyair), Darwis Triadi (fotografer) dan Vera Anggraini (perancang busana), yang akan berlangsung hingga 20 Maret 2020, bertepatan dengan HUT ke-80 Sapardi Djoko Damono.


7. Kenangan

Ia meletakkan kenangannya

dengan sangat hati-hati

di laci meja dan menguncinya

memasukkan anak kunci ke saku celana

sebelum berangkat ke sebuah kota

yang sudah sangat lama hapus

dari peta yang pernah digambarnya

pada suatu musim layang-layang


Tak didengarnya lagi

suara air mulai mendidih

di laci yang rapat terkunci.


Ia telah meletakkan hidupnya

di antara tanda petik


8. Sajak Tafsir

Kau bilang aku burung?

Jangan sekali-kali berkhianat

kepada sungai, ladang, dan batu


Aku selembar daun terakhir

yang mencoba bertahan di ranting

yang membenci angin


Aku tidak suka membayangkan

keindahan kelebat diriku

yang memimpikan tanah

tidak mempercayai janji api yang akan menerjemahkanku

ke dalam bahasa abu


Tolong tafsirkan aku

sebagai daun terakhir

agar suara angin yang meninabobokan

ranting itu padam


Tolong tafsirkan aku sebagai hasrat

untuk bisa lebih lama bersamamu


Tolong ciptakan makna bagiku

apa saja — aku selembar daun terakhir

yang ingin menyaksikanmu bahagia

ketika sore tiba.


9. Kita Saksikan (1967)

kita saksikan burung-burung lintas di udara

kita saksikan awan-awan kecil di langit utara

waktu itu cuaca pun senyap seketika

sudah sejak lama, sejak lama kita tak mengenalnya

 

di antara hari buruk dan dunia maya

kita pun kembali mengenalnya

kumandang kekal, percakapan tanpa kata-kata

saat-saat yang lama hilang dalam igauan manusia


10. Akulah Si Telaga (1982)

akulah si telaga:


berlayarlah di atasnya;

berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil


berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya;

yang menggerakkan bunga-bunga padma;

sesampai di seberang sana, tinggalkan begitu saja


perahumu biar aku yang menjaganya.


11. Sementara Kita Saling Berbisik (1966)

Sementara kita saling berbisik

untuk lebih lama tinggal

pada debu, cinta yang tinggal berupa

bunga kertas dan lintasan angka-angka


ketika kita saling berbisik

di luar semakin sengit malam hari

memadamkan bekas-bekas telapak kaki, menyekap sisa-sisa


unggun api

sebelum fajar. Ada yang masih bersikeras abadi.

Demikian beberapa contoh puisi Sapardi Djoko Damono yang dapat menjadi inspirasi atau sekedar untuk mengenang karya dari salah satu sastrawan terkenal Tanah Air.

Halaman:
Editor: Intan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...