Untung-Rugi Diskon Tarif Listrik untuk Pelanggan Nonsubsidi

Sorta Tobing
17 April 2020, 16:31
Tarif Listrik PLN, keringanan tarif listrik 900 VA non subsidi, listrik 1.300 VA turun harga, diskon listrik non subsidi PLN, pandemi corona, virus corona, covid-19
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc.
Warga memasukkan pulsa token listrik di tempat tinggalnya, di Jakarta, Selasa (1/4/2020). Pemerintah mengkaji pemberian diskon tarif listrik untuk golongan nonsubisidi 900 VA dan 1.300 VA.

Kementerian ESDM sebelumnya telah mengusulkan alokasi subsidi listrik RAPBN tahun 2020 sebesar Rp 62,21 triliun. Nilai ini lebih tinggi 4,87% dibandingkan pada tahun sebelumnya, yakni Rp59,32 triliun.

Alokasi subsidi listrik terendah pernah diatur dalam APBN 2017, yakni sebesar Rp45,74 triliun. Sedangkan alokasi tertinggi adalah pada APBN tahun 2012 yang mencapai Rp103,33 triliun. Data selengkapnya bisa diamati dalam Databoks berikut ini.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi mengatakan opsi untuk memberikan diskon tarif listrik golongan 1.300 VA masih terbuka. Jumlahnya mencapai 11 juta rumah tangga. Sementara, golongan nonsubsidi 900 VA ada 22,7 pelanggan.

 “Kami tetap menyiapkan alternatif skenario. Selama tiga bulan kebijakan ini berlangsung, kami terus lakukan review,” tutur Hendra, Selasa (14/4), dilansir dari Kontan.

Keputusan itu akan tergantung pada hasil evaluasi terhadap kebijakan peringanan tarif listrik yang tengah berlaku saat ini. Evaluasi dilakukan selama tiga bulan ke depan, dengan mempertimbangkan perkembangan kasus corona di dalam negeri.

(Baca: Kas Hanya Cukup 3 Bulan, Pengusaha Desak Realisasi Stimulus Pemerintah)

Namun, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai peringanan tarif listrik gratis bagi pelanggan golongan 1.300 VA belum menjadi kebutuhan yang mendesak.

Ia yakin, sebagian besar kelompok konsumen tersebut bukan termasuk rumah tangga miskin dan tidak mampu, lantaran memiliki penghasilan tetap dan kemungkinan juga tabungan. Karena itu, dampak pandemi virus corona terhadap pekerja perkotaan tidak seburuk yang dialami oleh para pekerja informal.

“Lebih baik buat 11 juta pelanggan 1.300 VA anggarannya dipakai agar mereka tidak kehilangan pekerjaan tetap mereka. Agar perusahaan tidak tutup dan pengangguran tinggi,” ucapnya kepada Tirto.

(Baca: PLN Tak Naikkan Tarif Listrik Pelanggan Nonsubsidi hingga Juni 2020)

Fabby juga menilai, kecil kemungkinan pelanggan golongan 1.300 VA terbebani oleh tarif listrik selama pandemi. Hal ini karena kewajiban untuk bekerja di rumah atau work from home telah memangkas sejumlah pengeluaran mereka, misalnya transportasi.

“Misalnya selama 3 minggu tidak bekerja, berarti pengeluaran transportasi berkurang drastis. Artinya kalau tagihan listrik naik 10-20% itu tidak terlalu terasa karena ada beban pengeluaran lain yang berkurang,” katanya kepada DetikFinance.

 Penulis: Nobertus Mario Baskoro (Magang)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...