Tes Virus Corona: Penting untuk Cegah Penyebaran tapi Sulit Didapat

Sorta Tobing
17 Maret 2020, 17:09
tes virus corona, cek virus corona, virus korona, rspi sulianti saroso
ANTARA FOTO/Moch Asim/ama.
Warga mengantre untuk melakukan tes corona atau COVID-19 di Poli Khusus Corona Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), Surabaya, Jawa Timur, Senin (16/3/2020).

Lalu, dokter itu merujuknya untuk melakukan X-ray. Hasilnya, ia menderita pneumonia atau infeksi paru-paru. Pemeriksaan yang ketiga, barulah ia akhirnya bisa melakukan tes swab.

(Baca: Kerja di Rumah ala Sri Mulyani: Evaluasi Laporan hingga Rapat Kabinet)

Tapi setelah kembali ke rumah dan menunggu 60 jam, hasilnya tidak pernah keluar. Setelah bertanya ke dokter, rumah sakit, dan hotline Covid-19, ternyata ia hanya akan diberi tahu hasil tesnya jika positif. Pada akhirnya, ia memilih mengisolasi diri selama 14 hari di rumahnya.

Di Inggris, banyak orang juga sulit melakukan tes. Pemerintah di sana sampai menjanjikan peningkatan pengujian dugaan kasus virus corona. Langkah ini ditempuh setelah Negeri Ratu Elizabeth itu mendapat kritikan keras dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

WHO menilai pemerintah di sana telah mengabaikan pentingnya tes virus corona dan memperingatkan agar Inggris tidak memerangi pandemi dengan mata tertutup. “Kita tidak bisa menghentikan pandemi ini jika kita tidak tahu siapa yang terinfeksi,” kata Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus beberapa waktu lalu.

Ghebreyesus hanya menyampaikan pesan sederhana untuk memutuskan rantai penularan virus itu. “Tes, tes, tes. Tes semua kasus terduga (suspected),” ucapnya.

(Baca: Kominfo Bakal Luncurkan Chatbot untuk Tangkal Hoaks Virus Corona Besok)

pandemi covid-19
pandemi covid-19 (Katadata)

Seberapa Penting Tes Virus corona?

Jumlah penderita virus corona di Indonesia per hari ini, Selasa (17/3), mencapai 172 kasus. Jumlahnya selama sepekan terakhir terus bertambah. Puncak penyebarannya belum terjadi dan ada kemungkinan pada April nanti.

Mengapa tes virus corona penting? Untuk menjawab pertanyaan ini perlu melihat apa yang dilakukan pemerintah Tiongkok, Korea Selatan, dan Singapura. Mereka melakukan tes ke banyak orang dan berhasil menurunkan angka penularan.  

Korea Selatan bahkan menyediakan layanan pemeriksaan drive-through. Masyarakat yang sibuk bisa memeriksakan diri tanpa turun dari kendaraan. Petugas medis dapat melakukan pemeriksaan dan hasilnya keluar dalam waktu 10 menit.

Di Tiongkok, pemerintahnya mampu memeriksa 1,6 juta orang dalam sepekan. Metode yang digunakan adalah computed tomography (CT) scan. Pemeriksaan ini dapat melihat langsung organ pasien, terutama paru-paru dan ginjal yang sering disasar virus corona.

Singapura mengembangkan tes swab yang mampu mengeluarkan hasil dalam waktu tiga jam dengan akurasi 99%. Dalam sehari, pemerintah di sana dapat menguji 200 sampel.

Indonesa telah menjalin kerja sama pengadaan alat uji virus corona dengan Singapura secara bisnis ke bisnis (b-to-b). Melansir dari Tempo.co, Bio Farma belum membeli alat tersebut dalam jumlah besar karena harus diuji terlebih dulu. Perusahaan induk holding farmasi badan usaha milik negara itu juga mencari alternatif alat tes lainnya dari Korea Selatan dan Tiongkok.

(Baca: Membandingkan Cek Virus Corona di Indonesia dan Berbagai Negara)

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...