Korban Corona Terus Bertambah, Ini Beda Wabah, Epidemi, dan Pandemi

Hari Widowati
4 Februari 2020, 10:55
pandemi virus corona, wabah virus corona, perbedaan pandemi, epidemi, dan wabah, virus corona Wuhan, Tiongkok, korban jiwa virus corona
123RF.com/Mykhailo Polenok
Virus corona baru telah menyebar ke 25 negara dan menyebabkan 425 orang meninggal dunia.

(Baca: Korban Virus Corona Bertambah, 425 Meninggal & 20.438 Orang Terinfeksi)

SIMULASI PENANGANAN PASIEN VIRUS CORONA
Simulasi penanganan pasien virus corona. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

Wabah

Penyebaran virus corona di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok disebut sebagai wabah. Menurut Alodokter, wabah adalah terjadinya penyebaran penyakit dalam masyarakat di mana jumlah orang yang terjangkit lebih banyak dibandingkan biasanya. Wabah terjadi pada komunitas tertentu atau di musim-musim tertentu.

Wabah bisa terjadi secara terus-menerus dalam hitungan hari hingga tahun. Wabah juga bisa meluas ke beberapa daerah hingga ke beberapa negara.

Suatu penyakit dinyatakan wabah, karena memiliki ciri-ciri berikut ini:
- sudah lama tidak pernah menjangkiti masyarakat
- muncul penyakit baru yang sebelumnya tidak diketahui
- penyakit tersebut baru pertama kali menjangkiti masyarakat di suatu daerah

(Baca: Jokowi Minta Ada Skenario Waspadai Virus Corona)

Epidemi

Bagaimana dengan epidemi? Menurut webmd.com, epidemi hampir mirip dengan wabah yang penyebarannya lebih cepat dan menimpa banyak orang. Contohnya, epidemi SARS pada 2003 yang menyebabkan lebih dari 800 orang meninggal dunia. Epidemi SARS terjadi di 34 negara dan sebanyak 8.100 orang terinfeksi. Angka kematian akibat SARS mencapai 10% dari total kasus.

Endemi

Lalu, apa yang dimaksud dengan endemi? Endemi adalah karakteristik wilayah atau lingkungan tertentu yang berhubungan dengan penyakit. Misalnya, di daerah A adalah daerah yang dikenal masyarakatnya mudah terjangkit penyakit tertentu. Penyakit tersebut selalu ada di daerah yang sama tetapi frekuensinya rendah.

Misalnya, di Indonesia ada daerah yang merupakan endemi malaria, seperti Papua dan Papua Barat. Dahulu, orang yang akan mengunjungi wilayah tersebut diminta mengonsumsi pil kina. Namun, kini sudah ditemukan obat antibiotik yang lebih efektif mencegah malaria, yakni doxycycline dengan dosis 100 mg per hari.

(Baca: Kominfo Temukan 25 Hoaks tentang Virus Corona)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...