Peneliti Universitas Harvard: Kebakaran Hutan RI Ancam 36 Ribu Orang

Rizky Alika
13 Agustus 2019, 14:32
kebakaran hutan, kerugian
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Tianjia Liu selaku Peneliti Harvard University dalam acara Katadata forum dengan tema Ongkos Kesehatan dari Bencana di Greenhouse Coworking, Multivison Tower, Jakarta Pusat (13/8).

(Baca: Kebakaran Hutan di Indonesia Berpotensi Memicu Kematian di Tiga Negara)

Sementara itu, Deputi Perencanaan dan Kerja Sama Badan Restorasi Gambut Budi Wardhana mengatakan kejadian kebakaran hutan dan lahan menjadi unik di Indonesia. Sebab, kebakaran tersebut selalu terjadi secara berulang.

Oleh karena itu, ia menilai perlunya kesadaran dari seluruh pihak. "Perlu kerja sama dan kesadaran masyarakat, pelaku usaha, dan pembuat kebijakan," ujarnya.

Menurutnya, masyarakat harus berhati-hati dalam membuka lahan baru, terutama dengan cara membakar. Ia berharap, masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan, meskipun cara tersebut lebih murah dibandingkan dengan pembukaan lahan menggunakan alat.

Ia pun mengatakan, lahan gambut terdiri dari 90% air serta 10% bio massa. "Kalau bio massa ini kering, akan menjadi calon lahan terbakar," ujarnya.

Dari sisi pemerintah, penerapan kebijakan satu peta perlu diterapkan agar tidak menjadi tumpang tindih perizinan. Sebab, saat ini masih terjadi pelemparan tanggung jawab terkait pemeliharaaan lingkungan.

(Baca: Saat Kunjungan Jokowi, BMKG Bantah Asap Kebakaran Hutan Masuk Malaysia)

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...