Perang Dagang Sebabkan Harga Minyak Merosot Hampir 5%
Harga minyak dunia merosot hampir 5% pada perdagangan Rabu waktu setempat atau Kamis (8/8). Anjloknya harga minyak dunia masih dipicu adanya kekhawatiran berkelanjutan akan melambatnya permintaan akibat perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
Mengutip Reuters, harga minyak brent turun US$ 2,71 atau 4,6% ke level US$ 56,23 per barel, penutupan terendah sejak awal Januari. Sedangkan, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) Minyak turun 4,7% ke posisi US$ 51,09.
Sejumlah pedagang mengatakan, pejabat Saudi mengupayakan semua opsi untuk menghentikan penurunan harga minyak. Penurunan itu dipercaya akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi yang diakibatkan oleh efek perang dagang, bukan karena faktor kelebihan pasokan minyak mentah.
(Baca: Harga Minyak Naik 3%, Dipicu Ancaman Tarif Baru Trump ke Tiongkok)
Harga minyak tercatat turun di awal sesi perdagangan itu pun memperpanjang kerugian setelah data pemerintah AS menunjukkan peningkatan stok minyak mentah sebesar 2,4 juta barel pekan lalu.
Sedangkan minyak brent anjlok hampir 14% sejak pekan lalu, sejalan dengan jatuhnya pasar ekuitas global pasca-Presiden AS Donald Trump berencana menetapkan tarif 10% untuk impor barang Tiongkok senilai US$ 300 miliar mulai 1 September.
"Pasar terus diperdagangkan lebih rendah di tengah kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan dan gagasan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dipengaruhi oleh perang perdagangan," kata Gene McGillian, wakil presiden riset pasar di Tradition Energy di Stamford Connecticut.
(Baca: Setelah Sempat Anjlok Hingga 7%, Harga Minyak Hari Ini Stabil)
Minggu ini, Energy Information Administration (EIA) memperkirakan ada pengurangan permintaan AS untuk bahan bakar minyak mentah dan bahan bakar cair. Selain itu, juga memangkas perkiraan konsumsi minyak mentah dan cair global sebesar 0,1% pada 2019 dan 2020.
Di sisi lain, produksi minyak mentah AS juga akan naik 1,28 juta barel per hari menjadi 12,27 juta barel per hari tahun ini.