Tanaman Lidah Mertua dan Upaya Mengurangi Polusi Udara Jakarta

Dwi Hadya Jayani
23 Juli 2019, 19:03
Warga berjalan dengan menggunakan masker di jalur pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (11/7/2019). Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengklaim bahwa kualitas udara Jakarta masih dalam kategori bagus atau sehat yang b
ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Warga berjalan dengan menggunakan masker di jalur pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (11/7/2019). Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengklaim bahwa kualitas udara Jakarta masih dalam kategori bagus atau sehat yang berdasarkan atas perbandingan dengan baku mutu udara ambien nasional atau ukuran batas unsur pencemar yakni 65 ug/Nm3.

Selain itu, lidah mertua berada di peringkat 24 dari 30 tanaman hias dengan kemampuan mengurangi 47 mikrogram xyline. Pengurangan ini diujikan ketika tanaman lidah mertua berada di tempat dengan temperature 26,6 oC dan ukuran pot seluas 15,2 cm.

Dalam pengujian terakhir, yaitu senyawa ammonia, tanaman lidah mertua terbukti tidak mengurangi senyawa tersebut. Tanaman hias yang justru dapat mengurangi ketiga senyawa tersebut adalah Rhapis Excelsa atau palem jari, Homalomena sp, Liriope Spicata, Anthurium Andraeanum, Chrysanthemum Morifolium atau bunga krisan, dan Calathea Vittata. Selain itu, Tulip "Yellow Present", Chamaedora Elegans, Ficus Benjamina (beringin), Spathiphyllum "Clevelandii", dan Rhododendron Indicum (azalea). 

(Baca: Jakarta Jadi Rajanya Polusi Udara Asia Tenggara)

Mengurangi Polusi dari  Sumbernya

Kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang ingin mengurangi polusi dengan membagikan lidah mertua ini menuai banyak kritik. Salah satunya adalah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), yang menyatakan pembagian lidah mertua merupakan langkah yang bagus, tetapi dinilai belum cukup.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyatakan, polusi udara disebabkan adanya kontribusi gas buang kendaraan bermotor, industri, dan musim kemarau di Indonesia. Penggunaan transportasi pribadi yang tinggi berkontribusi membuat kualitas udara Jakarta semakin buruk.

Dwi Sawung, Manajer Kampanye dan Perkotaan Walhi menyarankan agar Pemprov DKI Jakarta memberi perhatian kepada sumber-sumber terjadinya polusi udara. Apabila sumber polusi dibiarkan, langkah untuk mengurangi pengurangan polusi, seperti lidah mertua akan berdampak secara jangka pendek. 

Selain itu, tidak hanya lidah mertua yang harus ditanam. Walhi menyatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta harus mengembalikan tanaman-tanaman yang ditebang untuk pembangunan.

(Baca: Kematian Akibat Polusi Udara di Asia Tenggara Akan Naik Drastis)

Halaman:
Reporter: Dwi Hadya Jayani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...