Pasokan Listrik Defisit, Kalimantan Barat Butuh Pembangkit Nuklir
PLTN generasi ketiga ini digadang-gadang memiliki tingkat keamanan yang cukup handal. Sebab, memiliki teknologi passive security system yang mampu mengamankan PLTN dari bencana alam secara otomatis. "Keamanannya sudah cukup handal tidak seperti di Cyrnobil, dan Fukushima. Sudah jauh lebih aman," ungkapnya.
Saat ini PT PAL Indonesia dan Thorcon International Pte Ltd bekerja sama untuk mengembangkan PLTN pertama di Indonesia, dengan total kapasitas listrik 500 Megawatt (MW). PLTN ini akan berada di atas kapal yang memiliki panjang 174 meter dan lebar 66 meter, atau setara dengan tanker kelas Panamax, yang akan dibuat oleh Daewoo Shipyard and Marine Engineering (DSME) di Korea Selatan.
Untuk reaktor dan komponen pendukung lainnya dibuat oleh PT PAL. Proyek ini mulai dibangun pada tahun depan setelah mendapatkan ijin dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Direktur Rekayasa Umum, Pemeliharaan dan Perbaikan PT PAL Sutrisno mengatakan, pembangunan PLTN memiliki tiga opsi lokasi, yaitu Kalimantan Barat, Riau, dan Pulau Bangka. "Kami akan uji dulu tanpa nuklir, lalu minta kepastian dari pemerintah. Bila lolos uji, pada 2020 sudah harus dibangun," ujarnya, saat ditemui di Jakarta, Rabu (17/7).
(Baca: PT PAL Kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Laut )