Virus Chikungunya Menyebar di Bogor, Pahami Bedanya dengan DBD

Image title
Oleh Abdul Azis Said
11 Juli 2019, 13:11
virus chikungunya, demam chikungunya, penyakit chikungunya, bedanya chikungunya dengan dbd, demam chikungunya dan dbd, chikungunya menyebar di bogor, nyamuk demam berdarah, nyamuk chikungunya
ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Pemberantasan nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD dan chikungunya

(Baca: Mengenal Wabah Cacar Monyet, Gejala dan Antisipasinya)

Gejala yang paling mirip antara keduanya adalah selalu diawali dengan demam tinggi, tapi intensitas berbeda. Pengidap DBD umumnya mengalami demam tinggi sepanjang hari dan mulai mereda beberapa hari kemudian. Berbeda dengan pola demam chikungunya yang bisa meningkat signifikan sewaktu-waktu dan bisa saja turun tanpa terduga.

Chikungunya juga terkenal dengan efeknya yang melemahkan sistem rangka manusia. Nyeri sendi, otot dan tulang. Umumnya mereka yang terjangkit akan mengalami pembengkakan, kemerahan dan kaku  pada sendi. Bahkan, pada kasus tertentu bisa lebih parah dengan terjadinya kelumpuhan sementara. Gejala itu berbeda dengan yang dialami pengidap DBD yang nyerinya terbilang lebih ringan.

Kemiripannya dengan demam berdarah mengakibatkan sering kali di beberapa daerah yang endemik demam berdarah, pengidap chikungunya mengalami salah diagnosis. Penderita chikungunya juga berpotensi mengalami komplikasi kesehatan, di antaranya; uveitis (peradangan pada lapisan tengah mata), miokarditis (peradangan otot jantung), hepatitis (peradangan hati). Diagnosis chikungunya baru dapat diidentifikasi setelah dua hingga 12 hari.

(Baca: Wabah Hepatitis A di Pacitan, Waspadai Penyebab dan Penularannya)

Pengidentifikasian perkembangan penyakit chikungunya juga agak berbeda dengan DBD. Pengidap DBD biasanya melalui beberapa fase yang polanya menyerupai bentuk pelana kuda, dimulai dengan fase demam, dilanjut ke fase kritis dalam 1-2 hari lalu setelah itu fase penyembuhan. Tapi pengidap chikungunya tidak dapat diidentifikasikan dengan fase-fase tersebut, karena peningkatan demam pengidapnya bisa sewaktu-waktu naik ataupun turun.

Sebenarnya, tak ada pengobatan khusus terhadap penyakit ini. Biasanya dokter hanya memberikan obat untuk meredam atau menghilangkan gejalanya. Seperti penggunaan anti-piretik juga analgesik untuk menghilangkan nyeri. Hingga kini pun belum ada vaksin untuk virus chikungunya.

Pencegahannya bisa dilakukan dengan menghentikan perkembangbiakan nyamuk untuk menekan penyebaran chikungunya. Mulai dari menjaga kebersihan tempat penampugan air, menanam tanaman pengusir nyamuk, menggunakan obat pengusir nyamuk, dan membiasakan tidur dengan kelambu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...