Bahlil Lahadalia, Mantan Penjaja Kue yang Menuju Kursi Menteri Jokowi

Dwi Hadya Jayani
27 Mei 2019, 13:51
Gubernur Lemhanas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum BPP HIPMI Bahlil Lahadalia (kanan) usai pembukaan Diklatnas Lemhanas BPP HIPMI di Gedung Lemhanas, Jakarta, Senin (8/10).
ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Gubernur Lemhanas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum BPP HIPMI Bahlil Lahadalia (kanan) usai pembukaan Diklatnas Lemhanas BPP HIPMI di Gedung Lemhanas, Jakarta, Senin (8/10).

Perkuliahannya juga tidak selalu berjalan mulus. Pada semester 6, Bahlil pernah menderita busung lapar. Ketika bisa membeli beras, ia memasak beras itu menjadi nasi dan bubur agar kenyang lebih lama. Jika beras habis, ia makan mangga yang jatuh di samping asrama. Setelah jatuh sakit, tekadnya untuk mengakhiri kemiskinan semakin kuat.

Sembari kuliah, Bahlil bekerja sebagai marketing asuransi. Bahlil juga pernah menjadi pegawai kontrak Sucofindo. Begitu selesai kuliah, ia dan temannya aktif membangun perusahaan, dimulai dari perusahaan konsultan keuangan dan teknologi informasi (TI). Peran Bahlil di perusahaan ini adalah menjadi direktur wilayah Papua.

Inilah kali pertama Bahlil merasa memiliki gaji yang besar, yaitu Rp 35 juta pada usia 25 tahun. Karyawannya mencapai 70 orang yag memiliki latar belakang pendidikan keuangan dan TI. Karyawan Bahlil juga berasal dari kampus-kampus bergengsi, yaitu alumni Universitas Gajah Mada (UGM) dan Jerman. Berkat kelihaiannya menjalankan perusahaan, dalam satu tahun Bahlil dapat memberikan keuntungan lebih dari Rp 10 miliar kepada perusahaan.

Tak lama kemudian, Bahlil memutuskan untuk mengundurkan diri karena ingin mencari suasana baru dan membangun perusahaan yang berbeda dari yang selama ini ia tekuni. Setelah resign, Bahlil diberi dividen sebesar Rp 600 juta yang kemudian digunakannya sebagai modal untuk membangun perusahaan perdagangan (trading) kayu.

Kini, pria lulusan Sekolah Tinggi Ekonomi Port Numbay, Jayapura itu telah merasakan hasil jerih payahnya. Perusahaan yang dirintisnya, PT Rifa Capital, menjadi induk dari sepuluh perusahaan.

(Baca: Ketua DPR Sebut Mantan Mendag dan Ketua Hipmi Sebagai Calon Menteri)

Berperan dalam Pemenangan Jokowi-Maruf

Sinyal yang diberikan Jokowi untuk menarik Bahlil ke kabinet tak lepas dari perannya di Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf. Dalam Sidang Dewan Pleno II dan Rapimnas Hipmi 2018, ia gencar mengajak anggota Hipmi untuk memilih Jokowi-Maruf.

Bahlil lebih memilih mendukung Jokowi daripada Sandiaga Uno, padahal Sandi merupakan ketua umum HIPMI periode 2005-2008. Saat ditanya alasan Bahlil memilih mendukung Jokowi daripada mendukung Sandi, ia hanya menanggapinya dengan bercanda. “Bang Sandi itu pernah HIPMI, dia mantan ketua umum. Tetapi harus diingat, Pak Jokowi itu juga kader HIPMI Solo. Jadi, dua-duanya ini kader HIPMI," kata Bahlil di Posko Cemara, Kamis (29/11).

Ia juga ingin mendukung kader Hipmi yang ingin menjadi calon presiden (capres). “Kader HIPMI enggak mau wapres, capres dong. Kita sudah ada nomor satu, kok malah (memilih) nomor dua,” candanya.

(Baca : Dua Pengusaha Muda Perkuat Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin)

Halaman:
Reporter: Dwi Hadya Jayani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...