Wahyu Mukhtar Kenalkan Batik Tanah Liat Asal Minangkabau di IFW 2019
Desainer sekaligus pemilik label AyoU Mizzura, Wahyu Mukhtar mengusung tema Minang Etnik dalam ajang Indonesia Fashion Week (IFW) 2019. Salah satunya, Wahyu menghadirkan batik tanah liek dengan bahan pewarna alami, yaitu tanah liat.
Tanah Liek dalam bahasa Minang, memang memiliki arti tanah liat. Lewat ajang IFW 2019 ini, Wahyu ingin batik asal Sumatera Barat tersebut lebih dikenal masyarakat Indonesia.
"Saya harap batik tanah liek bukan hanya sebagai pakaian adat, tapi untuk sehari-hari. Bisa untuk acara besar dan kasual," kata dia di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Minggu (31/3).
(Baca: Fesyen Hasilkan 20% Limbah Produksi, IFW 2019 Promosikan Keberlanjutan)
Batik tanah liek muncul pada abad ke-18. Lembaran kain batik ini identik dengan warna alam seperti coklat gelap, hitam, kuning gading, dan merah gelap. Motif yang biasa dihadirkan pada batik ini adalah burung hong, kipas, ranting patah, daun, hingga kuda terbang.
Kali ini, Wahyu mengusung konsep ‘mambangkik batang tarandam’ atau membangkit batang yang terendam. Istilah itu memiliki arti, membangkitkan kembali kehormatan yang telah terpendam.
Alasannya mengusung tema itu adalah karena ingin memperkenalkan kembali batik khas Minangkabau ini kepada masyarakat Indonesia. Sebab, sepengetahuannya batik ini sempat punah. Lalu, batik ini kembali diperkenalkan oleh pegiat batik asal Tanah Datar, Wirda Hanim.