Nasib Proyek Kilang RDMP Cilacap Masih Menggantung
Hingga saat ini nasib investasi di Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Cilacap belum juga mendapatkan kejelasan dari Saudi Aramco. Malah, perusahaan asal minyak asal Arab Saudi tersebut berencana mengucurkan investasi sebesar US$ 10 miliar atau setara Rp 140 triliun untuk pengembangan kilang minyak di Tiongkok.
Dikutip dari CNBC Internasional, pekan lalu, Saudi Aramco baru saja meneken perjanjian pembentukan joint venture dengan perusahaan asal Tiongkok yaitu Norinco. Kerja sama ini untuk pengembangan proyek kilang di Kota Panjin, Tiongkok.
(Baca: Tenggat Habis, Sikap Saudi Aramco di Kilang Cilacap Belum Jelas)
Aramco dan Norinco, bersama dengan Panjin Sincen, akan membentuk perusahaan baru bernama Huajin Aramco Petrochemical Co. Pembentukan usaha patungan ini sebagai bagian dari proyek yang akan mencakup kilang 300 ribu barel per hari (bpd) dengan cracker ethylene 1,5 juta metrik ton per tahun (mmtpa).
Terkait hal ini, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar belum bisa banyak berkomentar. Menurutnya terkait kilang Cilacap, lebih tepatnya ditanyakan ke pihak Pertamina. "Kalau itu tanya ke Pertamina," ujarnya di Kementerian ESDM, Jumat (1/3).
(Baca juga: Kilang Cilacap Terganjal Perbedaan Hitungan Aset)
Sementara External Communication Manager Pertamina Arya Dwi Paramita saat dimintai keterangan, belum bisa menjelaskan secara rinci mengenai nasib kilang tersebut kedepannya. "Untuk proyek RDMP Cilacap masih berjalan, proses pembahasan untuk persiapan tahapan selanjutnya," ujarnya saat dihubungi oleh Katadata.co.id, Jumat (1/3).
Untuk diketahui, kerja sama Saudi Aramco dengan Pertamina untuk pengembangan Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Cilacap sudah disepakati sejak 2016. Akan tetapi hingga kini rencana tersebut belum juga terealisasikan.
Saudi Aramco saat itu menyatakan bersedia menanamkan modal hingga US$ 6 miliar atau setara Rp 87 triliun. Tapi tentu saja dengan syarat harus mendapat berbagai insentif dari pemerintah, mulai dari tax holiday, lahan, dan penyerahan aset ke anak perusahaan nantinya.
(Baca: Kementerian ESDM Dorong Mitra Asing Pertamina Miliki Kilang Hingga 99%)