Kepala BNPB Usulkan Alat Deteksi Dini Bencana Dijaga TNI

Dimas Jarot Bayu
14 Januari 2019, 18:39
Tsunami Selat Sunda
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Anggota TNI menyisir garis pantai untuk mencari jenazah korban bencana Tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Banten, Jawa Barat, Minggu (23/12/2018). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan setidaknya 168 korban meninggal akibat bencana tersebut.

Alhasil, Indonesia hanya mengandalkan lima buoy milik negara lain di sekitar wilayah Indonesia. Persoalannya, lokasi buoy tersebut cukup jauh. 

(Baca: Jokowi Perintahkan Edukasi Bencana Masuk Sistem Pendidikan Nasional)

Sutopo mengatakan, satu dari lima buoy itu berada di barat Aceh milik India, satu unit di Laut Andaman milik Thailand, dua unit di Selatan Sumba milik Australia, satu unit di utara Papua milik AS. "Itu biasanya kami bisa menerima (deteksi dari buoy milik negara lain) setelah tsunami menerjang wilayah Indonesia," kata Sutopo di kantornya, Jakarta, Rabu (26/12) lalu.

Peralatan mitigasi tsunami lainnya juga kurang memadai. Sutopo mencontohkan, Indonesia hanya memiliki 52 sirine tsunami. Padahal, kebutuhan alat tersebut mencapai seribu unit. 

Selain itu, Indonesia juga baru memiliki 261 alat digital video broadcast (DVB) dari kebutuhan 553 unit. "Kita masih kekurangan 292 unit (DVB)," kata dia.

Sarana dan prasarana evakuasi, seperti rambu-rambu, jalur evakuasi dan shelter (alias tempat perlindungan) juga masih kurang. Di Banten saja, hanya ada dua shelter yang berada di Wanasalam dan Labuan.  Padahal shelter idealnya dibangun setiap radius dua kilometer.

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...