Tak Hanya Produk Fesyen Tenun, Sosok Perajin Juga Perlu Disorot

Dini Hariyanti
15 Oktober 2018, 18:39
Pembuat Kain Tenun
Dini Hariyanti|Katadata
Seorang perempuan sedang mendemonstrasikan proses membuat kain tenun. Aktivtas ini berlangsung bersamaan dengan Wallacea Week 2018, di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta.

"Pada umumnya, kain tenun ini bisa diaplikasikan untuk desain-desain fesyen modern, seperti gaun. Sekarang ini orang-orang memang seleranya kembali ke etnik," tutur Voni.

Harga jual produk dengan sentuhan tenun yang dipasarkan Bife bervariasi tergantung jenis produknya. Aksesoris kalung, misalnya, dibanderol mulai dari Rp 400.000 per piece, sedangkan buku agenda ada yang seharga puluhan bahkan ratusan ribu rupiah.

Pendapatan dari produk yang terjual sebagian didonasikan kembali untuk perajin tenun. Bentuknya tidak harus uang, dapat pula berupa pelatihan khusus untuk penenun guna mengoptimalkan kapasitas produksi mereka.

"Bagi perempuan, khususnya di Desa Molo, menenun adalah identitas bagi mereka. Kain tenun ini bisa mengidentifikasi identitas garis keturunan mereka," kata Voni.

Pameran dan demo menenun di Perpustakaan Nasional RI yang berlangsung sampai 17 Oktober 2018 bersamaan dengan Wallacea Week 2018. Acara ini fokus menyoroti temuan sejarah dari daerah Wallacea atau kawasan timur Indonesia, baik dari segi budaya maupun kekayaan alam.

(Baca juga: Penjelajahan Wallace di Nusantara Layak Digarap Jadi Wisata Ilmiah

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...