Alasan PAN Belum Tentukan Pilihan antara Prabowo dan Jokowi

Dimas Jarot Bayu
12 April 2018, 16:06
Partai Amanat Nasional
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (tengah) didampingi Sekjen PAN Eddy Soeparno (kiri) memberikan keterangan di DPP PAN, Jakarta, Jumat (30/12/2017).

Partai Amanat Nasional (PAN) hingga kini belum menentukan pilihan koalisi antara mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden 2019. PAN masih terus melobi berbagai kekuatan politik untuk mendapatkan tawaran yang terbaik dalam perhelatan kontestasi demokrasi tersebut.

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyatakan, partainya masih terbuka dengan berbagai opsi dan terus menjaga komunikasi yang baik dengan semua partai. "Kami sedang bangun (penjajakan koalisi), yang mana saja nanti. Makanya saya datang ke PDIP, Gerindra, Golkar, PKB," kata Zulkifli di kantor DPP PAN, Jakarta, Kamis (12/4).

(Baca juga: Terima Mandat Jadi Capres, Prabowo Perintahkan Kader Gerindra Bergerak)

Belakangan PAN terlihat condong ke arah kubu Gerindra, namun hingga kini belum ada deklarasi resmi mendukung Prabowo. Dalam Rapat Koordinasi Nasional Partai Gerindra di Hambalang, Rabu kemarin, pimpinan elite PAN pun menunjukkan kedekatannya dengan Prabowo. Zulkifli dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais sempat berkuda bersama Prabowo.

Zulkifli mengatakan PAN tidak akan tergesa-gesa menentukan pilihan dalam Pilpres 2019. Apalagi saat ini masih ada waktu sekitar empat bulan sebelum pendaftaran capres dan calon wakil presiden di Komisi Pemilihan Umum.

PAN akan membahas pilihannya di Pilpres 2019 dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada Mei 2018. Ada berbagai opsi yang berkembang di partai tersebut, yakni mengusung Zulkifli Hasan sebagai capres atau pun cawapres. Di samping itu, PAN juga memiliki opsi mendukung Jokowi, Prabowo atau Gatot Nurmantyo.

(Baca juga: Demokrat dan PAN Kompak Bantah Dukung Jokowi di Pilpres 2019)

Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan Zulkifli yang berasal dari Lampung dan cukup populer di Sumatera dianggap layak menjadi capres sebagai representasi tokoh politik luar Jawa. Namun, Zulkifli akan menemui berbagai kesulitan bila diusung sebagai capres.

Alasannya, PAN hanya memiliki perolehan elektabilitas sebesar 7,5% dalam pemilihan legislatif 2014, sehingga perlu berkoalisi dengan partai lain untuk memenuhi syarat mendapat dukungan 20% kursi di DPR. Selain itu PAN pun menyadari ketokohan Zulkifli terbatas di luar Jawa, sementara jumlah pemilih Indonesia sebagian besar merupakan suku Jawa.

Eddy mengatakan PAN pun mengajukan Zulkifli sebagai cawapres dan menjajaki komunikasi dengan berbagai pihak.

"Kami lakukan pembicaraan yang seluas-luasnya dengan semua partai politik, tokoh, capres, termasuk juga kami dapatkan masukan dari akar rumput dan konstituen," kata Eddy.

(Baca juga: Ketum Golkar Beri Sinyal PAN atau Demokrat Akan Dukung Jokowi di 2019)

Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...