Penusuk Polisi Diduga Simpatisan ISIS, Kerap Terpapar Konten Radikal

Dimas Jarot Bayu
3 Juli 2017, 09:49
Penikaman Brimob
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Anggota Brimob berjaga di depan tempat kejadian perkara penikaman anggota Brimob di Masjid Falatehan, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (30/6).

Setelah meninggalkan rumah kakaknya, Mulyadi mengunjungi teman SMA bernama Angga pada 25 Juni sore. "Selama berada di rumah kos, Mulyadi memperlihatkan video tentang ISIS dan jihad," kata Rikwanto.

Mulyadi tinggal di rumah kos Angga selama dua hari dan kemudian pamit, mengatakan hendak bertemu dengan seorang teman dari Padang Panjang pada 26 Juni.

Dari rumah Angga, Mulyadi bertandang ke rumah Zulkifli di kawasan Bogor yang dikenalnya sejak 2014. Kepada polisi, Zulkifli mengatakan melihat keanehan perilaku Mulyadi sejak akhir 2016.

"Mulyadi kerap memperlihatkan materi mengenai ISIS, jihad, hijrah ke Filipina Selatan dengan tujuan untuk syahid, dari beragam website maupun grup messenger radikal," kata Rikwanto. Selama tinggal bersama Zulkifli selama empat hari, Mulyadi pun lebih banyak bermain HP dan berselancar di dunia maya.

(Baca: Wiranto Minta Dana Rp 6 Miliar Hadapi Ormas Anti-Pancasila)

Pada Jumat pekan lalu, Mulyadi usai salat Isya di Masjid Falatehan, tiba-tiba berteriak "thogut" dan "kafir" sembari mengeluarkan pisau. Mulyadi kemudian menusuk dua Brimob yang berdiri dekat dengannya. Polisi yang berada di sekitar masjid sempat meminta Mulyadi menghentikan aksinya, namun dia melarikan diri dan hendak kembali menyerang. Polisi pun menembak Mulyadi hingga tewas. 

Dua anggota brimob yang menjadi korban yakni Ajun Komisaris Dede Suhatmi dan Brigadir Kepala Syaiful Bakhtiar kini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur. Kini keduanya mulai berangsur pulih.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...