Calon Dirut Pertamina, Rini: Ada Potensi dari Luar Perusahaan
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengaku, saat ini masih menunggu usulan dari Dewan Komisaris Pertamina mengenai calon direktur utama perusahaan tersebut. Calon itu tidak menutup kemungkinan juga berasal dari luar Pertamina.
Menurut Rini, Kementerian BUMN masih mempunyai waktu sebulan ke depan untuk menetapkan pimpinan baru di Pertamina. Nama calon-calonnya akan diajukan oleh Dewan Komisaris dari hasil rapat secara kolektif. Selain itu, dia juga akan melihat para kandidat lain di luar perusahaan energi pelat merah tersebut.
“Nanti kami lihat. Kami lihat ada potensi-potensi dari luar Pertamina,” kata Rini di Jakarta, Rabu (8/2). Namun, dia enggan menyebutkan lebih detail perihal kriteria atau nama-nama calon bos baru Pertamina. (Baca: Luhut Utamakan Dirut Baru Pertamina yang Punya Kompetensi)
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan juga punya pandangan mengenai kandidat Dirut Pertamina yang baru. Ia tidak mempersoalkan latar belakang calon, baik yang berasal dari internal maupun dari luar perusahaan.
Begitu pula dengan pengalaman para calon di bidang migas. Namun, Luhut mengutamakan syarat kompetensi dalam pemilihan Dirut Pertamina. Dengan begitu, pemimpin baru tersebut dapat membuat perusahaan lebih efisien dan produktif di tengah persaingan global. "Yang paling utama kompetensinya," katanya, Senin lalu (6/2).
(Baca: Pencopotan Dirut Pertamina Diduga Akibat Tarik-Menarik Politik)
Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata, ada beberapa kandidat dirut baru Pertamina. Dari internal perusahaan, mencuat nama Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi. Saat pencopotan Dwi Soetjipto dari kursi Dirut Pertamina pada Jumat pekan lalu, nama ini pun sudah digadang-gadang.
Menurut sumber Katadata, nama Rachmad disorongkan oleh Luhut dan didukung pula oleh Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar. Namun, usulan itu dimentahkan oleh Rini. "Apalagi Rachmad juga dianggap sebagai kubu Dwi Soetjipto," kata sumber tersebut.
Lantaran tidak mencapai titik temu, pemerintah menunjuk Direktur Gas dan Energi Baru Terbarukan (EBT) Pertamina Yenni Andayani sebagai Pelaksana tugas (Plt) Dirut Pertamina. Dalam masa 30 hari ke depan, pemerintah berharap telah mengantongi calon bos baru Pertamina.
Nama lain yang disebut-sebut berpeluang menjadi nakhoda baru Pertamina adalah Edwin Hidayat Abdullah. Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kemeterian BUMN ini juga merupakan Komisaris Pertamina. Namanya juga telah beredar saat pemerintah memutuskan mencopot Dwi Soetjipto.
(Baca: Di Balik Pencopotan dan Alotnya Pemilihan Bos Baru Pertamina)
Di sisi lain, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon mengatakan, pemerintah harus menjelaskan secara terbuka polemik seputar pencopotan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan Wakil Direktur Utama Ahamd Bambang. Sebab, dia menilai, terdapat tarik menarik kepentingan politik dan bisnis di balik pencopotan tersebut.
"Tarik menarik sekarang tidak terlepas dari kepentingan politik dan bisnis. Walaupun kita tahu siapa yang bermain di situ," ujar Fadli, Senin lalu (6/2). Namun, politisi dari Partai Gerindra ini enggan menjelaskan lebih lanjut siapa pihak yang disebutnya "bermain" di balik pencopotan dua direksi Pertamina itu.